Pahlawan Senyap Mutu Pendidikan: Pengawas dan Penilik Sekolah, Garda Terdepan Budaya Kualitas di Era Baru!
Halo, para insan pendidikan di seluruh pelosok negeri! Mari kita sejenak merenung bersama. Ketika kita berbicara tentang kualitas pendidikan, seringkali perhatian kita tertuju pada guru, kurikulum, atau fasilitas sekolah. Namun, tahukah Anda ada sosok-sosok penting yang perannya seringkali tak terlihat di garis depan, namun krusial dalam menjaga dan memelihara budaya mutu pendidikan kita? Ya, kita bicara tentang pengawas dan penilik sekolah! Mereka adalah pahlawan senyap yang memastikan setiap proses pembelajaran berjalan sesuai standar, membentuk sumber daya manusia yang berkualitas, dan pada akhirnya, menentukan masa depan bangsa.
![]() |
https://www.kemendikdasmen.go.id/siaran-pers |
Pada Jumat, 4 Juli 2025, di Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Jawa Tengah (BBPMP Prov. Jateng), sebuah acara penting berlangsung. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, menutup kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Program Prioritas Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) bagi Pengawas Sekolah angkatan ke-III. Acara ini, yang telah berlangsung sejak 1 Juli 2025, menjadi panggung bagi Mendikdasmen untuk menegaskan kembali pentingnya peran pengawas dan penilik sekolah dalam memelihara budaya mutu yang terstandar dalam ekosistem pendidikan di Indonesia.
Budaya Mutu: Fondasi SDM Berkualitas
Pernahkah Anda memikirkan apa itu "budaya mutu" dalam pendidikan? Mendikdasmen Abdul Mu’ti menjelaskan dengan sangat jelas: "Budaya mutu itu harus melekat di semua insan pendidikan, agar yang kita lakukan bermanfaat untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas."
Ini bukan sekadar slogan, melainkan sebuah filosofi. Budaya mutu berarti setiap elemen dalam sistem pendidikan, mulai dari guru, kepala sekolah, hingga siswa, memiliki kesadaran dan komitmen untuk selalu memberikan yang terbaik. Pengawas dan penilik sekolah hadir sebagai penjaga gawang untuk memastikan bahwa visi ini terwujud. Mereka bertugas memastikan bahwa mutu pendidikan nasional dan proses pendidikan berjalan sesuai standar yang ditetapkan pemerintah.
https://www.kemendikdasmen.go.id/siaran-pers
Menteri Mu’ti juga menyampaikan bahwa kegiatan bimbingan teknis ini akan meningkatkan semangat dan keyakinan para pengawas dan penilik sekolah dengan tugas pokok yang mereka emban. Bayangkan, tugas mereka tidaklah mudah. Mereka harus memastikan ribuan sekolah di wilayahnya memenuhi standar, memberikan pendampingan, dan menjadi mata serta telinga kementerian di lapangan. Oleh karena itu, penguatan kapasitas mereka melalui bimtek seperti ini sangat krusial.
"Kementerian saat ini terus berusaha untuk memperkuat posisi dan peran pengawas sebagai bagian dari penjaminan mutu pendidikan nasional," ujar Menteri Mu’ti. "Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa proses-proses pendidikan berjalan sesuai standar dan melekat dengan penjaminan mutu tersebut." Ini adalah komitmen nyata pemerintah untuk tidak hanya menetapkan standar, tetapi juga memastikan standar tersebut benar-benar diimplementasikan.
Sistem Penjaminan Mutu Eksternal: Akreditasi dan Peran Pengawas
Mendikdasmen Mu’ti menjelaskan bahwa sistem penjaminan mutu pendidikan eksternal (SPME) dilakukan melalui dua sistem utama: akreditasi, dan pengawasan oleh pengawas serta penilik sekolah. Akreditasi mungkin sudah sering kita dengar, yaitu penilaian formal terhadap institusi pendidikan. Namun, peran pengawasan oleh pengawas dan penilik sekolah adalah proses berkelanjutan yang tak kalah penting. Mereka adalah mata rantai yang menghubungkan kebijakan pusat dengan praktik di lapangan.
![]() |
https://www.kemendikdasmen.go.id/siaran-pers |
Tak hanya itu, Menteri Mu’ti juga menyoroti pentingnya penilaian mutu dari masyarakat sebagai pihak penerima manfaat pendidikan. "Penilaian mutu yang diberikan masyarakat tidak kalah penting, karena mereka yang mengevaluasi dari capaian akademik, penguatan karakter, dan bahkan memberikan ukuran-ukuran penilaian lainnya," pungkasnya. Ini adalah cerminan dari akuntabilitas publik. Masyarakat, sebagai pengguna jasa pendidikan, memiliki hak untuk menilai dan memberikan masukan terhadap mutu pendidikan yang diterima anak-anak mereka. Pengawas dan penilik sekolah juga menjadi jembatan antara harapan masyarakat dan upaya sekolah dalam mewujudkan mutu.
Acara Bimtek ini juga dihadiri oleh para pejabat penting lainnya, menunjukkan kolaborasi yang kuat dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Hadir di antaranya, Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (PAUD Dikdasmen), Gogot Suharwoto; Staf Khusus Menteri (SKM) Bidang Manajemen dan Kelembagaan Didik Suhardi; Kepala BBPMP Prov. Jateng, Nugraheni Triastuti; serta Kepala Balai Besar Guru dan Tenaga Kependidikan Provinsi Jawa Tengah (BBGTK Prov. Jateng), Darmadi. Kehadiran mereka menegaskan keseriusan dan dukungan penuh terhadap penguatan peran pengawas dan penilik sekolah.
Pengawas: Bukan Sekadar Pengawas, Tapi Teladan dan Agen Perubahan!
Menteri Abdul Mu’ti mengingatkan sebuah prinsip dasar: setiap warga berhak mendapatkan pendidikan yang bermutu. Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya mewujudkan pendidikan bermutu untuk semua. Ia berharap, penjaminan mutu tidak sekadar formalitas, melainkan menjadi budaya yang melekat pada setiap insan pendidikan untuk selalu memberikan yang terbaik, terlepas dari ada atau tidaknya pengawasan. Ini adalah idealisme yang harus kita kejar bersama.
"Sebagai mitra kementerian, pengawas harus memiliki kesadaran atas berbagai kebijakan baru yang merupakan upaya kementerian dalam menyempurnakan pendidikan, sehingga dapat membantu kami untuk menjelaskan ke masyarakat," pesan Mu’ti. Ini berarti pengawas tidak hanya berperan sebagai auditor, tetapi juga sebagai duta kebijakan kementerian di lapangan. Mereka harus memahami setiap kebijakan baru, kemudian menerjemahkannya kepada sekolah dan masyarakat, memastikan implementasi yang tepat.
Senada dengan Mendikdasmen, Direktur Jenderal PAUD Dikdasmen, Gogot Suharwoto, menekankan pentingnya penguatan peran BBPMP/BPMP dalam menumbuhkan budaya mutu di seluruh satuan pendidikan di Indonesia. "Kami di pusat sedang memperkuat BBPMP/BPMP dalam rangka memastikan budaya mutu bisa tumbuh di semua satuan pendidikan di Indonesia," ungkap Gogot. Strategi yang disiapkan Kemendikdasmen salah satunya adalah penguatan sistem penjaminan mutu dari regulasi, strategi, dan perangkat, baik sistem penjaminan mutu internal (SPMI) maupun eksternal (SPME).
Gogot menegaskan, "Untuk memastikan SPMI dan SPME kita berjalan dengan baik, agen kita adalah bapak, ibu, pengawas dan penilik." Ini adalah pengakuan akan peran vital mereka. Ia juga berharap agar melalui bimtek ini, pengawas dan penilik dapat lebih proaktif, tidak hanya “tut wuri handayani” (di belakang mengikuti dan memberi dorongan), tetapi juga “ing ngarso sung tulodo” (di depan memberi teladan), dan “ing madyo mangun karso” (di tengah membangun semangat). Ini adalah filosofi kepemimpinan Ki Hajar Dewantara yang sangat relevan. Pengawas dan penilik harus menjadi pemimpin yang menginspirasi, memberikan contoh, dan membangun kolaborasi.
Fokus Kemendikdasmen juga pada memastikan Standar Pendidikan Nasional (SPN) dijadikan pegangan utama, serta menguatkan peran pemerintah daerah. Gogot berharap, pengawas dan penilik dapat menjadi yang terdepan dalam memahami program prioritas Kemendikdasmen. Ini menunjukkan bahwa mereka adalah ujung tombak dalam implementasi kebijakan pendidikan di tingkat daerah.
Strategi BBPMP Jawa Tengah: Merangkul Mitra Strategis Demi Rapor Pendidikan yang Unggul
Kepala BBPMP Prov. Jateng, Nugraheni Triastuti, menjelaskan secara detail bagaimana bimtek ini menjadi bagian dari komitmen BBPMP Prov. Jateng untuk memastikan seluruh kebijakan Kemendikdasmen terimplementasi dengan baik di lebih dari 52.000 satuan pendidikan di 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah. Bayangkan skala tugasnya!
"Tentu tidak mungkin kami melakukan sendirian. Maka kami menggandeng mitra strategis kami, para pengawas sekolah, para penilik sekolah yang ada di provinsi Jawa Tengah," tutur Nugraheni. Ini adalah contoh kolaborasi yang efektif. BBPMP Prov. Jateng menyadari bahwa mereka tidak bisa bekerja sendiri; mereka membutuhkan tangan-tangan pengawas dan penilik yang berada langsung di lapangan. Kegiatan ini bertujuan untuk bersama-sama memastikan bahwa kebijakan Kemendikdasmen melalui program prioritas benar-benar terimplementasi di satuan pendidikan melalui sistem penjaminan mutu.
Kegiatan bimtek ini merupakan upaya BBPMP Prov. Jateng untuk meningkatkan rapor pendidikan provinsi Jawa Tengah Tahun 2025, khususnya dari sisi literasi, numerasi, karakter, iklim keamanan, kebinekaan, dan inklusivitas. Semua aspek ini tercakup dalam delapan program prioritas Kemendikdasmen yang terintegrasi dalam sistem penjaminan mutu pendidikan. Program-program tersebut meliputi:
- Digitalisasi pembelajaran: Memastikan sekolah memanfaatkan teknologi dalam proses belajar mengajar.
- Penguatan karakter: Menanamkan nilai-nilai luhur pada peserta didik.
- Pembelajaran mendalam: Mendorong pembelajaran yang tidak hanya hafalan, tetapi pemahaman konsep.
- Koding dan kecerdasan artifisial (KKA): Mempersiapkan siswa menghadapi era digital dengan keterampilan relevan.
- Tes kemampuan akademik (TKA) dan Asesmen Nasional (AN): Evaluasi berkala untuk mengukur capaian pembelajaran.
- Program penguatan karakter melalui 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (7 KAIH): Pendekatan praktis untuk membentuk karakter positif.
- Sistem penjaminan mutu internal (SPMI) berbasis data rapor pendidikan dan perencanaan berbasis data (PBD): Memastikan sekolah memiliki sistem evaluasi dan perencanaan berbasis bukti.
- Sekolah Sehat, sekolah ramah anak, dan penguatan kurikulum satuan pendidikan: Menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan mendukung tumbuh kembang siswa.
Bimtek yang telah memasuki angkatan ketiga ini, dan akan berlanjut hingga angkatan kelima pada 18 Juli nanti, diselenggarakan selama empat hari, didahului dengan pra-bimtek daring. Ini adalah bukti keseriusan dan keberlanjutan program.
Lebih dari itu, ada rencana pasca-bimtek yang sangat konkret. "Ada beberapa kegiatan yang nanti akan dilakukan paska-bimtek, terkait dengan tugas fungsi bapak dan ibu pengawas maupun penilik sekolah, yaitu melakukan supervisi, pengawasan, dan pendampingan ke satuan pendidikan," jelas Nugraheni. Hasil pendampingan dan supervisi ini akan diunggah melalui microsite yang telah disiapkan, menjadi bukti nyata kinerja pengawas sekolah, dan dapat diakses oleh kepala dinas pendidikan di seluruh Jawa Tengah. Ini adalah langkah maju dalam memastikan transparansi dan akuntabilitas kinerja pengawas. Nugraheni juga melaporkan rencana pengembangan Sistem Manajemen Rekam Jejak (RMS) penjaminan mutu yang akan memudahkan pengawas dan penilik mengunggah hasil kerja mereka, yang diharapkan menjadi praktik baik nasional melalui Rumah Pendidikan di Ruang Sekolah.
Masa Depan Pendidikan di Tangan Para Penjamin Mutu
Jadi, para pembaca, kini kita melihat betapa kompleks dan vitalnya peran pengawas dan penilik sekolah. Mereka bukan sekadar birokrat, melainkan agen perubahan yang secara aktif membentuk dan memelihara budaya mutu dalam ekosistem pendidikan kita. Di tangan mereka, harapan akan pendidikan yang berkualitas, yang melahirkan sumber daya manusia unggul dan berkarakter, terus diwujudkan.
Mari kita berikan dukungan dan apresiasi kepada para pengawas dan penilik sekolah di seluruh Indonesia. Mereka adalah pahlawan senyap yang bekerja di balik layar, memastikan bahwa hak setiap warga negara untuk mendapatkan pendidikan yang bermutu benar-benar terpenuhi. Tanpa mereka, upaya-upaya besar peningkatan mutu pendidikan tidak akan berjalan optimal.
Bagaimana menurut Anda, seberapa penting peran pengawas dan penilik sekolah ini bagi kualitas pendidikan di sekitar kita? Mari kita terus dukung upaya mereka dalam memelihara budaya mutu demi masa depan pendidikan yang lebih baik!