Revolusi Pengobatan di Indonesia! RS UIN Makassar Hadirkan Konsep Holistik Pertama: Padukan Medis Modern, Kearifan Lokal, dan Spiritualitas Islam!
![]() |
https://pendis.kemenag.go.id/direktorat-perguruan-tinggi-keagamaan-islam/unik-dan-pertama-di-indonesia-rs-uin-makassar-gabungkan-medis-modern-kearifan-tradisional-dan-spiritualitas-islam |
Halo, para pegiat kesehatan, praktisi spiritual, dan Anda semua yang merindukan pelayanan kesehatan yang tidak hanya menyembuhkan fisik, tapi juga menenangkan jiwa! Pernahkah Anda membayangkan sebuah rumah sakit yang tidak hanya canggih dalam teknologi medis, namun juga kaya dengan sentuhan kemanusiaan, kearifan lokal, dan kekuatan spiritual?
Jika gagasan itu terdengar seperti impian, maka bersiaplah, karena impian itu kini telah menjadi kenyataan di Indonesia! Di Makassar, sebuah terobosan monumental baru saja diresmikan: Rumah Sakit Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar kini berdiri sebagai pelopor konsep pengobatan holistik berbasis nilai Islam yang unik dan pertama di Indonesia!
Pada Kamis, 24 Juli 2025, rumah sakit ini diresmikan langsung oleh Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar. Peresmian ini bukan sekadar menandai berdirinya sebuah fasilitas kesehatan, melainkan sebuah era baru dalam pendekatan penyembuhan yang memadukan teknologi medis modern, pengobatan tradisional Nusantara, dan kekuatan spiritual. Ini adalah langkah berani yang akan mengubah paradigma kita tentang penyembuhan.
Mari kita selami lebih dalam visi revolusioner RS UIN Makassar, konsep prophetic healing yang diusung, serta bagaimana rumah sakit ini akan menjadi ikon peradaban baru dalam dunia kesehatan.
Prophetic Healing: Menyembuhkan Tubuh, Memperbaiki Batin dan Jiwa
Visi utama RS UIN Makassar melampaui sekadar penyembuhan fisik. Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar, dengan penuh keyakinan menyatakan, “Yang ingin kita sembuhkan bukan hanya tubuh. Yang kita perbaiki juga batin, jiwa, dan psikologi. Rumah sakit ini hadir untuk menyentuh sisi terdalam dari manusia, sebagaimana yang dicontohkan para ulama dan tabib Islam klasik.”
Pernyataan ini adalah intisari dari konsep yang diusung: pengobatan holistik yang menyentuh seluruh dimensi manusia. Dalam visinya, Menag ingin RS UIN Makassar menjadi ikon rumah sakit berbasis prophetic healing—sebuah model pengobatan ala Nabi Muhammad SAW.
Apa saja yang tercakup dalam prophetic healing ini? Ini adalah pendekatan komprehensif yang mencakup:
- Unsur Keimanan: Menguatkan keyakinan pasien kepada Tuhan sebagai Penyembuh sejati.
- Motivasi Psikologis: Memberikan dukungan mental dan semangat hidup.
- Zikir dan Doa: Memanfaatkan kekuatan spiritual sebagai bagian dari proses penyembuhan.
- Obat Alami: Menggunakan bahan-bahan alami dan tradisional yang terbukti secara empiris.
“Kita ingin RS UIN menjadi rumah sakit yang dirindukan, bukan ditakuti. Tempat di mana pasien tidak hanya pulih, tapi juga tercerahkan,” tegas Menag. Sebuah harapan yang sangat mulia, bukan? Membayangkan rumah sakit sebagai tempat yang memberikan ketenangan batin, pencerahan, bahkan pengalaman spiritual yang mendalam, tentu akan mengubah persepsi banyak orang tentang fasilitas kesehatan.
Mengisi Kekosongan: Menghadirkan Sentuhan Kemanusiaan dalam Pelayanan Kesehatan
Menag Nasaruddin Umar juga menyoroti kondisi pelayanan kesehatan global saat ini. “Banyak rumah sakit kehilangan sentuhan kemanusiaan. Di sinilah kita tampil. Kita hadirkan nilai dalam pelayanan. Kita rangkul ilmu dan wahyu,” ujarnya.
Ini adalah kritik sekaligus solusi. Di tengah modernisasi dan teknologi canggih, seringkali aspek kemanusiaan dalam pelayanan kesehatan terabaikan. RS UIN Makassar hadir untuk mengisi kekosongan itu, dengan memadukan ilmu pengetahuan modern (hasil riset dan teknologi medis) dengan wahyu (nilai-nilai spiritual Islam). Perpaduan ini diharapkan menciptakan layanan kesehatan yang seimbang, efisien, namun tetap empatik dan sarat nilai.
Rektor UIN Alauddin Makassar, Hamdan Juhanis, menegaskan bahwa rumah sakit ini dibangun dengan fondasi nilai spiritual yang melekat dalam setiap layanannya. “Setiap poli memiliki unsur spiritual. Ada zikir di ruang tunggu, ada doa di setiap tindakan, dan ada pendekatan ruhani di setiap interaksi. Di sinilah letak keistimewaannya,” terang Rektor.
Bayangkan, ketika Anda menunggu di poli, Anda mendengar lantunan zikir yang menenangkan. Ketika dokter atau perawat melakukan tindakan, ada doa yang mengiringi. Ini adalah pengalaman yang sangat berbeda, bukan? Ini menunjukkan bahwa spiritualitas bukan hanya tempelan, tetapi terintegrasi dalam setiap aspek pelayanan.
“Kami ingin rumah sakit ini jadi tempat ibadah melalui pelayanan. Menjadi bagian dari manajemen jiwa dan tubuh umat,” tambah Rektor. Sebuah pernyataan yang menggambarkan visi mulia untuk menjadikan RS ini sebagai ladang amal dan pengabdian.
Menjelajahi Khazanah Lokal: Riset Mendalam Pengobatan Tradisional Nusantara
Salah satu aspek paling unik dan inovatif dari RS UIN Makassar adalah komitmennya terhadap pengembangan pengobatan tradisional lokal. Menteri Agama bahkan secara spesifik mengungkapkan pentingnya riset mendalam atas khazanah pengobatan warisan nenek moyang, seperti ramuan Bugis, Makassar, hingga Mandar.
“Kita punya banyak warisan yang belum diteliti. Ramuan dari Lontara, Ceninrara, bahkan mantra-mantra pengobatan Bugis. Itu semua bisa menjadi basis riset untuk masa depan,” jelas Menag.
Ini adalah sebuah dorongan yang sangat progresif! Di tengah gempuran medis modern, seringkali kearifan lokal yang telah teruji selama ratusan tahun diabaikan. RS UIN Makassar justru melihatnya sebagai potensi besar. Melalui riset ilmiah, ramuan tradisional dan metode pengobatan lokal dapat dibuktikan khasiatnya, dioptimalkan, dan diintegrasikan secara saintifik dengan medis modern.
Menurut Menag, pengobatan lokal yang dipadukan dengan pendekatan medis modern ini berpotensi menjadi model baru kesehatan Islam global. “Kita tidak boleh hanya jadi pengguna ilmu. Kita harus jadi produsen. Harus ada Nobel dari sini,” serunya. Sebuah ambisi besar yang memotivasi untuk tidak hanya mengonsumsi ilmu pengetahuan, tetapi juga menghasilkannya, bahkan hingga meraih pengakuan internasional sekelas Nobel!
Ini adalah panggilan untuk eksplorasi, inovasi, dan kemandirian dalam bidang kesehatan, memanfaatkan kekayaan budaya dan pengetahuan lokal yang kita miliki.
Bukan Sekadar Rumah Sakit: Pusat Harapan, Laboratorium Kehidupan, dan Ikon Peradaban Baru
Menteri Agama menutup sambutannya dengan mengajak seluruh civitas akademika UIN dan masyarakat Indonesia untuk menjadikan RS ini sebagai ikon peradaban baru. Pernyataan ini menunjukkan bahwa RS UIN Makassar memiliki peran yang jauh lebih besar dari sekadar penyedia layanan kesehatan.
“Rumah sakit ini adalah ruang pengabdian, laboratorium kehidupan, dan pusat penyembuhan lintas dimensi. Mari kita jadikan RS UIN Makassar bukan hanya pusat kesehatan, tapi pusat harapan,” tutup Menteri Agama penuh haru.
Ini adalah visi yang menggetarkan jiwa. Sebuah rumah sakit yang menjadi:
- Ruang pengabdian: Bagi para dokter, perawat, dan staf yang melayani dengan tulus.
- Laboratorium kehidupan: Tempat di mana ilmu pengetahuan terus berkembang, riset dilakukan, dan inovasi lahir.
- Pusat penyembuhan lintas dimensi: Menjangkau fisik, mental, emosional, dan spiritual.
- Pusat harapan: Bagi pasien dan keluarga yang mencari kesembuhan dan ketenangan.
Selain itu, RS UIN Makassar juga dirancang sebagai pusat pelayanan kesehatan haji dan umrah, serta pusat edukasi dan medical check-up bagi ASN Kemenag. Ini menunjukkan komitmen untuk melayani berbagai segmen masyarakat dengan kebutuhan yang spesifik.
RS UIN Makassar bukan hanya tentang bangunan fisik atau peralatan medis. Ini adalah tentang sebuah filosofi, sebuah gerakan, dan sebuah harapan besar untuk masa depan kesehatan yang lebih manusiawi, inklusif, dan sarat nilai.
Apakah Anda siap menjadi bagian dari peradaban baru dalam dunia kesehatan yang dicanangkan oleh RS UIN Makassar ini? Mari kita dukung penuh inisiatif mulia ini!