![]() |
https://www.setneg.go.id/baca/index/presiden_prabowo_ takziah_ke_rumah_duka_affan_kurniawan_sampaikan_dukacita_mendalam |
Anda mungkin sering melihat berita tentang para pemimpin negara yang mengucapkan belasungkawa melalui media atau pernyataan resmi. Itu adalah hal yang lumrah, bagian dari protokol. Namun, apa yang terjadi ketika seorang pemimpin memutuskan untuk melangkah lebih jauh, meninggalkan semua formalitas, dan datang langsung ke rumah duka, ke tempat di mana duka itu bersemayam? Itu bukan lagi sekadar protokol. Itu adalah sebuah pernyataan yang melampaui kata-kata.
Pada Jumat, 29 Agustus 2025, kita menyaksikan momen seperti itu. Presiden Prabowo Subianto melakukan perjalanan dari kantornya yang megah menuju sebuah rumah duka di kawasan Blora, Menteng, Jakarta Pusat, sebuah tempat yang mungkin tidak sebanding dengan kemewahan Istana. Kunjungan ini ditujukan kepada keluarga almarhum Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek online yang wafat dalam insiden demonstrasi. Ini adalah sebuah kisah tentang empati, kepemimpinan, dan bagaimana sebuah tindakan kecil bisa menyampaikan pesan yang sangat besar. Mari kita telusuri bersama makna di balik kunjungan yang penuh haru ini.
Dari Istana ke Rumah Duka: Sebuah Jembatan Kemanusiaan
Bayangkan pemandangan itu: pukul
21.40 WIB
baju safari warna coklat muda dan peci hitam
Kunjungan ini adalah sebuah tindakan yang sangat personal. Seorang kepala negara secara langsung datang untuk memberikan penghormatan dan dukungan moril kepada sebuah keluarga yang berduka
Kunjungan yang hanya berlangsung sekitar
20 menit ini
Genggaman Tangan dan Pelukan yang Penuh Makna
Momen yang paling mengharukan dari kunjungan ini adalah interaksi Presiden Prabowo dengan keluarga yang ditinggalkan. Setibanya di dalam rumah, beliau langsung melakukan sebuah tindakan yang sangat manusiawi: menyalami dan memeluk kedua orang tua almarhum
Dalam pelukan itu, kedua orang tua almarhum tampak sangat terharu dan menitikkan air mata
Tindakan fisik ini, genggaman tangan dan pelukan yang hangat, menyampaikan pesan yang tak terucapkan. Ia mengatakan, "Saya tidak hanya mendengar berita duka kalian, saya juga merasakan duka kalian." Hal ini sangat penting dalam membangun kepercayaan antara rakyat dan pemerintah. Dalam sebuah negara yang besar dan beragam, kepercayaan adalah fondasi yang paling vital, dan momen-momen seperti inilah yang memperkuatnya.
Kata-kata di Balik Tindakan: Mengulang Janji dari Pagi Hari
Kunjungan di malam hari ini tidak datang tanpa konteks. Ia merupakan tindak lanjut langsung dari pernyataan yang telah Presiden Prabowo sampaikan pada
Jumat (29/08/2025) siang
"Saya atas nama pribadi dan atas nama Pemerintah Republik Indonesia, mengucapkan turut berdukacita dan menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya. Saya sangat prihatin dan sangat sedih terjadi peristiwa ini,” ujar Presiden Prabowo
Pernyataan ini memiliki dua lapisan makna. Pertama, beliau berbicara "atas nama pribadi"
Kunjungan ini juga didampingi oleh beberapa pejabat penting, seperti
Menteri Pertahanan Sjafrie Syamsoeddin, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya
Mengapa Kehadiran Ini Begitu Penting?
Anda mungkin bertanya, "Apa signifikansi sebuah kunjungan singkat yang hanya 20 menit?" Jawabannya terletak pada dampaknya yang meluas. Kunjungan ini bukan hanya tentang belasungkawa kepada satu keluarga. Ia adalah sebuah pernyataan simbolis yang mengirimkan pesan kepada seluruh bangsa.
Pernyataan Akuntabilitas: Dengan hadir secara langsung, Presiden menunjukkan bahwa pemerintah tidak akan lari dari tanggung jawab. Ini adalah sebuah pengakuan implisit bahwa negara bertanggung jawab untuk menjamin keselamatan warganya, bahkan di tengah demonstrasi.
Membangun Kepercayaan: Di era digital di mana informasi sering kali disalahpahami, kehadiran fisik seorang pemimpin adalah sebuah tindakan yang paling meyakinkan. Ini mengikis skeptisisme dan membangun jembatan kepercayaan yang kuat antara pemerintah dan rakyat.
Membawa Kehangatan Humanis: Di tengah tugas-tugas besar yang dingin dan teknokratis, tindakan ini menunjukkan bahwa kepemimpinan juga tentang kehangatan, empati, dan kemanusiaan. Ini adalah pengingat bahwa di balik semua kebijakan dan peraturan, ada hati manusia yang peduli.
Kunjungan Presiden Prabowo ke rumah duka almarhum Affan Kurniawan adalah sebuah pelajaran berharga tentang bagaimana seorang pemimpin bisa menyampaikan pesan yang mendalam melalui tindakan. Ia adalah sebuah bukti bahwa kehadiran fisik, sentuhan, dan tatapan mata sering kali memiliki kekuatan yang jauh lebih besar daripada ribuan kata. Ia adalah sebuah pengingat bahwa di setiap tragedi, sebuah bangsa harus menemukan kembali kemanusiaannya.