Mendikdasmen Ajak Perguruan Tinggi Bergandengan Tangan: Revitalisasi Pendidikan dengan Teknologi dan Guru Berkompeten!
https://www.kemendikdasmen.go.id/siaran-pers/13360-mendikdasmen-ajak-perguruan-tinggi-berkolaborasi-untuk-revitalisasi-pendidikan
Halo, para akademisi, dosen, mahasiswa calon guru, dan Anda semua yang percaya bahwa kolaborasi adalah kunci kemajuan! Pernahkah Anda membayangkan betapa dahsyatnya potensi yang bisa kita raih jika perguruan tinggi dan pemerintah bersinergi secara optimal untuk membenahi pendidikan?
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, punya visi yang sangat jelas tentang hal ini. Beliau tidak hanya ingin perguruan tinggi mencetak guru, tetapi juga menjadi mitra strategis dalam merevitalisasi pendidikan di Indonesia.
Visi ini disampaikan Mendikdasmen saat menyampaikan orasi ilmiah dalam Dies Natalis ke-64 Universitas Negeri Makassar (UNM) pada Kamis, 1 Agustus 2025.
“UNM harus menjadi ruang lahirnya guru-guru cerdas, ilmuwan berintegritas, dan cendekiawan yang bersahaja," ujarnya.
Ini adalah sebuah seruan untuk kolaborasi. Mendikdasmen mengajak perguruan tinggi untuk ikut serta dalam berbagai program prioritas Kemendikdasmen, mulai dari penguatan kapasitas guru hingga pemanfaatan teknologi canggih seperti kecerdasan buatan (AI) dalam pembelajaran.
Mari kita selami lebih dalam mengapa kolaborasi ini begitu penting, apa saja program-program yang menjadi fokus utama, dan bagaimana semangat ini disambut oleh para pelajar kita sendiri!
Peran Strategis Kampus: Mencetak Guru Hebat dan Mendorong Kualitas Pembelajaran!
Bagi Mendikdasmen Abdul Mu’ti, peran perguruan tinggi tidak lagi hanya sebatas mencetak tenaga pendidik. Perguruan tinggi juga harus menjadi motor penggerak kualitas pembelajaran.
“Di sinilah kampus memainkan peran penting dalam membekali guru masa depan,” ucap Menteri Mu’ti.
Beberapa program prioritas Kemendikdasmen yang membutuhkan peran strategis kampus antara lain:
Revitalisasi Sekolah: Ini bukan hanya soal perbaikan fisik, tetapi juga peningkatan kualitas pembelajaran secara keseluruhan. Perguruan tinggi bisa membantu melalui riset, inovasi kurikulum, dan pendampingan.
Penguatan Kapasitas Guru: Guru-guru kita dibekali dengan pelatihan terkini, seperti kecerdasan buatan (AI), berpikir komputasional, literasi digital, hingga konseling. Siapa lagi yang paling kompeten untuk memberikan pelatihan-pelatihan ini jika bukan para pakar di perguruan tinggi?
Dukungan Kesejahteraan: Mendikdasmen juga mengumumkan bahwa mulai Agustus 2025, ribuan guru honorer akan menerima bantuan per bulan yang langsung ditransfer ke rekening. Ini adalah bukti komitmen pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan guru, yang merupakan prasyarat utama untuk pendidikan yang bermutu.
Selain itu, Kemendikdasmen juga memperkuat layanan pendidikan anak usia dini (PAUD) dan wajib belajar 13 tahun. Ini diwujudkan melalui kerja sama lintas kementerian, termasuk dengan Kementerian Desa, untuk memastikan setiap desa memiliki akses PAUD. Di sinilah peran LPTK sangat penting untuk mencetak guru PAUD yang berkualitas.
AI dan Masa Depan Pendidikan: Alat Bantu, Bukan Sekadar Tren!
Dalam kesempatan berbeda di Universitas Muhammadiyah Makassar, Menteri Mu’ti kembali menjadi pembicara kunci dalam Seminar Nasional bertema “Artificial Intelligence (AI) dan Masa Depan Pendidikan Indonesia.” Beliau menekankan bahwa AI harus dipahami sebagai alat bantu pendidikan, bukan sekadar tren.
Pandangan ini ternyata selaras dengan antusiasme para pelajar. Dua siswi, Kaila Aqilah dari Pesantren Darul Arqam dan Nur Athiyah Mufidah dari Muhammadiyah Cece, berbagi pengalaman mereka.
“Biasanya kalau ada pelajaran yang tidak dimengerti, kami cari di AI. Sangat membantu," ujar Kaila.
Athiyah menambahkan bahwa AI sangat berguna untuk mengerjakan tugas atau mencari referensi. Namun, ia juga memberikan pesan penting: AI tidak boleh disalahgunakan untuk menyontek.
Keduanya mendukung penuh rencana integrasi AI dan koding dalam kurikulum. "Kami senang, karena kita memang harus maju dan belajar teknologi," ucap mereka optimis.
Ini adalah bukti bahwa generasi muda kita sudah siap menyambut era digital. Tugas kita adalah membimbing mereka agar menggunakan teknologi secara bijak dan produktif.
Fokus pada Kompetensi Nonteknis: Mencetak Generasi yang Utuh!
Selain kompetensi digital, Mendikdasmen juga menekankan pentingnya keterampilan nonteknis yang menjadi fokus utama Kemendikdasmen dalam menyiapkan generasi Indonesia masa depan. Keterampilan ini, yang sering disebut soft skills, sangat krusial di era modern.
Apa saja keterampilan nonteknis yang ditekankan?
- Kreativitas
- Kolaborasi
- Kepemimpinan
- Karakter
- Kecakapan Berwarganegara (Citizenship)
Dengan memadukan kompetensi teknis dan nonteknis, Kemendikdasmen bertujuan untuk mencetak generasi yang utuh: cerdas secara akademis dan digital, namun juga memiliki karakter yang kuat, mampu bekerja sama, dan menjadi warga negara yang bertanggung jawab.
Dukungan untuk SMK: Menciptakan Nilai Tambah di Daerah!
Sebagai penutup, Menteri Mu’ti juga mengajak perguruan tinggi untuk memperkuat dukungan dalam mendampingi sekolah kejuruan (SMK). Beliau berharap SMK dapat berbasis pada keunggulan lokal, sehingga lulusannya tidak hanya siap kerja, tetapi juga mampu menciptakan nilai tambah di daerahnya.
Ini adalah visi yang sangat strategis. Dengan sinergi antara perguruan tinggi dan SMK, kita bisa menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan industri lokal dan nasional, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah.
Pesan-pesan Mendikdasmen Abdul Mu'ti ini adalah ajakan untuk semua pihak, terutama perguruan tinggi, untuk tidak lagi bekerja sendiri-sendiri. Diperlukan kolaborasi yang kuat, inovasi yang berkelanjutan, dan semangat yang sama untuk membangun pendidikan yang bermutu, relevan, dan inklusif.
Apakah Anda, sebagai bagian dari ekosistem pendidikan, siap menyambut tantangan ini dan bergandengan tangan untuk mewujudkan visi besar ini? Mari kita mulai!