Di Balik Lantunan Selawat: Mengapa Peringatan Maulid di Istiqlal Adalah Cerminan Visi Kepemimpinan Bangsa dan Arah Pembangunan Indonesia?

Di Balik Lantunan Selawat: Mengapa Peringatan Maulid di Istiqlal Adalah Cerminan Visi Kepemimpinan Bangsa dan Arah Pembangunan Indonesia? 

https://www.setneg.go.id/baca/index/
presiden_prabowo_hadiri_peringatan_maulid_nabi_1447_h_di_masjid_istiqlal_jakarta


Apakah Anda pernah merasakan momen di mana suasana khidmat begitu kuat, seolah-olah seluruh alam semesta ikut terhanyut dalam ketenangan? Momen seperti itu terasa saat Peringatan Maulid Nabi Muhammad saw. 1447 Hijriah dan Istigasah Kebangsaan yang digelar di Masjid Istiqlal, Jakarta. Di tengah lantunan ayat suci Al-Qur’an dan selawat yang mengalir, acara ini bukan hanya sekadar perayaan tradisi. Dengan kehadiran Presiden Prabowo Subianto, Wakil Presiden Gibran Rakabuming, dan para petinggi negara lainnya, acara ini menjelma menjadi sebuah deklarasi kolektif. Ia adalah cerminan dari visi kepemimpinan bangsa, sebuah pengingat bahwa fondasi spiritual adalah kunci untuk membangun masa depan. Lantas, mengapa perayaan ini begitu penting, dan apa pesan yang ingin disampaikan oleh para pemimpin kita kepada seluruh rakyat Indonesia? Artikel ini akan mengajak Anda menelusuri lebih dalam makna di balik setiap lantunan doa, setiap kata sambutan, dan setiap momen khidmat yang terjadi di bawah kubah Istiqlal. 


Bukan Sekadar Seremonial: Ketika Maulid Nabi Bertransformasi Menjadi Momentum Kebangsaan 

Pada Kamis, 4 September 2025, Masjid Istiqlal tidak hanya dipenuhi oleh ribuan jemaah yang datang dari berbagai lapisan masyarakat, tetapi juga oleh kehadiran para pemimpin tertinggi negara. Acara ini secara sengaja mengusung tema yang sangat relevan dan mendalam: “Ekoteologi: Keteladanan Nabi Muhammad saw. untuk Kelestarian Bumi dan Negeri”. Dari pemilihan tema ini saja, kita bisa melihat bahwa acara ini dirancang untuk melampaui batas-batas perayaan biasa. Ini adalah sebuah penggabungan yang cerdas antara penghormatan spiritual dengan isu-isu kontemporer yang mendesak. 

Peringatan Maulid Nabi, sebuah momen untuk mengingat kembali kelahiran Nabi Muhammad saw., kini diperkuat dengan Istigasah Kebangsaan, sebuah doa bersama untuk keselamatan, kesejahteraan, dan perdamaian. Kombinasi ini mengirimkan pesan yang kuat kepada kita semua. Pemerintah ingin menunjukkan bahwa agama dan negara tidak bisa dipisahkan. Nilai-nilai spiritual dari ajaran Nabi Muhammad saw. adalah panduan yang relevan untuk membangun sebuah bangsa yang makmur, adil, dan beradab. Mereka percaya bahwa ketenangan batin yang didapatkan dari istigasah akan menjadi fondasi bagi persatuan yang kokoh di tengah masyarakat yang beragam. 

Suasana khidmat terasa sejak awal acara. Alunan ayat suci Al-Qur’an dari Surat Al-Qasas ayat 77 dan Surat Al-Ahzab ayat 45-48 yang dibacakan oleh qary Qadarasmadi Rasyid, serta saritilawah oleh Velly Syukron, membawa kita pada sebuah perjalanan spiritual. Ayat-ayat ini bukan dipilih tanpa alasan. Al-Qasas 77, misalnya, mengingatkan kita untuk mencari kebahagiaan di akhirat tanpa melupakan bagian kita di dunia. Ini adalah sebuah keseimbangan yang sangat penting, sebuah pengingat bahwa kita harus berbuat baik di dunia ini, dan menjaga lingkungan di sekitar kita. 


Ekoteologi: Visi Lingkungan yang Berakar pada Keteladanan Nabi 

Tema “Ekoteologi” adalah salah satu sorotan utama dalam acara ini. Bagi sebagian orang, istilah ini mungkin terdengar asing. Namun, maknanya sangatlah mendalam. Ekoteologi adalah sebuah ajakan untuk menyatukan ajaran agama dengan etika lingkungan. Ini adalah sebuah kesadaran bahwa menjaga kelestarian alam bukanlah sekadar tugas manusia, melainkan juga bagian dari ibadah. Dengan memilih tema ini, Kemenag dan pemerintah secara tidak langsung mengakui bahwa krisis lingkungan yang kita hadapi saat ini, mulai dari perubahan iklim hingga kerusakan hutan, membutuhkan solusi yang tidak hanya bersifat teknis, tetapi juga spiritual. 

Bayangkan saja, bagaimana ajaran Nabi Muhammad saw. tentang tidak membuang-buang air saat berwudu, tentang menanam pohon, atau tentang larangan merusak alam. Ini adalah prinsip-prinsip ekoteologi yang sudah ada sejak lebih dari 14 abad yang lalu. Dengan membawa tema ini ke Istiqlal, pemerintah ingin mengajak seluruh umat untuk meneladani Rasulullah saw. dalam hal pengelolaan bumi. Ini adalah sebuah seruan untuk kita semua, dari para pemimpin hingga rakyat biasa, untuk menjadi penjaga lingkungan. Ini adalah sebuah pengingat bahwa sebagai khalifah di muka bumi, kita memiliki tanggung jawab besar untuk merawat dan melestarikan alam yang telah diberikan kepada kita. Tema ini sangat relevan untuk Indonesia, sebuah negara dengan kekayaan alam yang melimpah, yang juga menghadapi tantangan besar terkait isu lingkungan. Ini adalah sebuah pesan bahwa pembangunan ekonomi tidak boleh mengorbankan kelestarian alam. 


Dua Kunci Kepemimpinan: Meneladani Nabi sebagai The Best Leader dan The Best Manager 

Pesan inti dari acara ini, yang disampaikan dengan sangat lugas oleh Menteri Agama Nazaruddin Umar, adalah tentang keteladanan kepemimpinan Nabi Muhammad saw. Menag Nazaruddin tidak hanya menyebut Nabi sebagai teladan terbaik yang diakui oleh para tokoh non-Muslim seperti Thomas Carlyle dan Michael Hart. Ia bahkan mengangkat sebuah poin yang sangat penting dalam kepemimpinan modern. 

Menag Nazaruddin menjelaskan bahwa Nabi Muhammad saw. adalah sosok yang menakjubkan karena beliau bukan hanya the best leader, tetapi juga sekaligus bisa tampil sebagai the best manager. Mari kita bedah makna dari dua peran ini. 

Pemimpin (The Best Leader) adalah seseorang yang memiliki visi yang jelas, yang bisa menginspirasi orang lain, dan yang mampu membawa perubahan. Seorang pemimpin tahu ke mana ia harus membawa organisasinya, atau dalam hal ini, umatnya. Ia adalah orang yang memancarkan karisma dan kepercayaan diri, sehingga orang lain rela mengikutinya. Nabi Muhammad saw. adalah pemimpin yang luar biasa. Beliau memiliki visi yang jelas untuk membawa umat dari kegelapan menuju cahaya, dan beliau berhasil menyatukan suku-suku yang terpecah-belah menjadi sebuah komunitas yang kuat. 

Manajer (The Best Manager) adalah seseorang yang ahli dalam mengelola sumber daya, mengatur sistem, dan memastikan setiap detail berjalan dengan efisien. Seorang manajer adalah orang yang tahu bagaimana mengubah visi menjadi tindakan, bagaimana mengelola orang, dan bagaimana mencapai tujuan dengan cara yang terstruktur. Nabi Muhammad saw. juga seorang manajer yang ulung. Beliau membangun sistem sosial yang adil, sistem ekonomi yang stabil, dan sistem hukum yang ditegakkan. Beliau mengelola umat dengan bijaksana, memastikan setiap individu mendapatkan haknya, dan membangun sebuah tatanan masyarakat yang beradab. 

Menag Nazaruddin dengan lugas mengatakan, "Banyak the leaders tapi belum mampu menjadi the best managers. Tapi Rasulullah saw. mencontohkan kedua-duanya." Pernyataan ini sangat relevan dengan tantangan yang dihadapi oleh para pemimpin di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Kita membutuhkan pemimpin yang tidak hanya memiliki visi besar, tetapi juga memiliki kemampuan manajerial untuk mengimplementasikan visi tersebut. Acara ini adalah sebuah pengingat bagi para pemimpin kita, bahwa keteladanan Nabi Muhammad saw. dalam memadukan dua peran ini adalah kunci untuk menciptakan pemerintahan yang efektif dan berorientasi pada pelayanan rakyat. Ini adalah sebuah pelajaran berharga yang harus diresapi oleh seluruh jajaran Kabinet Merah Putih


Doa untuk Negeri: Mengumpulkan Energi Spiritual untuk Perdamaian Semesta 

Puncak dari acara ini, yang dipimpin oleh Imam Masjid Istiqlal Husni Ismail, adalah pembacaan doa bersama. Doa ini dipanjatkan untuk keselamatan bangsa, kesejahteraan rakyat, serta terciptanya perdamaian di seluruh dunia. Momen ini adalah sebuah penegasan kembali tentang pentingnya persatuan. Dengan ribuan jemaah di Istiqlal dan jutaan lainnya yang mengikuti secara virtual dari Kantor Wilayah Kemenag di 34 provinsi dan 585 Kantor Kemenag Kabupaten/Kota, serta Perguruan Tinggi Agama Negeri di seluruh Indonesia, doa ini adalah sebuah manifestasi dari kekuatan spiritual kolektif. 

Ini adalah momen di mana seluruh lapisan masyarakat, dari pemimpin hingga rakyat biasa, menyatukan hati dan suara. Doa ini bukan hanya sekadar permohonan, tetapi juga sebuah deklarasi niat untuk bekerja sama demi mewujudkan harapan tersebut. Doa untuk perdamaian dunia juga menunjukkan bahwa Indonesia tidak hidup dalam gelembung. Indonesia adalah bagian dari komunitas global, dan kita percaya bahwa perdamaian yang kita bangun di dalam negeri akan memberikan kontribusi bagi perdamaian di seluruh dunia. 


Ringkasan dan Ajakan Bertindak: Teladan Nabi, Arah untuk Kita Semua 

Pada akhirnya, Peringatan Maulid Nabi Muhammad saw. 1447 Hijriah di Masjid Istiqlal adalah sebuah acara yang melampaui batas-batas perayaan agama. Ia adalah sebuah refleksi tentang bagaimana nilai-nilai spiritual dapat menjadi panduan bagi pembangunan sebuah bangsa. Kita telah melihat bahwa: 

Acara ini adalah perpaduan Maulid Nabi dan Istigasah Kebangsaan, yang menunjukkan sinergi antara nilai agama dan nasionalisme. 

Tema “Ekoteologi” adalah sebuah pengingat bahwa menjaga lingkungan adalah bagian dari ibadah, sebuah ajaran yang sangat relevan untuk Indonesia saat ini. 

Menag Nazaruddin Umar mengangkat poin penting tentang teladan Nabi sebagai the best leader dan the best manager, sebuah pelajaran krusial bagi para pemimpin kita. 

Acara ini diakhiri dengan doa bersama untuk perdamaian, kesejahteraan, dan persatuan, yang diikuti oleh jutaan orang di seluruh Indonesia. 

Kisah ini adalah pengingat bagi kita semua, bahwa teladan Nabi Muhammad saw. tidak hanya relevan untuk umat Islam, tetapi juga relevan untuk kita semua sebagai warga negara. Beliau adalah contoh dari seorang pemimpin yang tidak hanya memiliki visi, tetapi juga memiliki kemampuan untuk mengelola. 

Lantas, sebagai individu, apa yang bisa Anda lakukan? Mungkin Anda bisa mulai dengan merenungkan bagaimana Anda bisa mengimplementasikan prinsip-prinsip ekoteologi dalam kehidupan sehari-hari Anda. Mungkin Anda bisa meneladani Nabi dalam hal kepemimpinan, tidak hanya di kantor atau di komunitas Anda, tetapi juga di rumah Anda sendiri. Mari kita jadikan peringatan ini sebagai awal dari sebuah perubahan, sebuah langkah nyata untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik, lebih makmur, dan lebih adil.

SiennaGrace

Selamat datang di DidikDigital.com! Kami hadir sebagai sahabat setia para pendidik. Temukan beragam artikel dan sumber daya: dari modul ajar praktis, update kurikulum terbaru (Dikdasmen & Kemenag), hingga tips meningkatkan kualitas pengajaran dan informasi asuransi yang melindungi profesi guru. Edukasi terbaik, kesejahteraan terjamin!

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama