Pecahkan Rekor MURI! Ulinpiade PAI di Jawa Barat Buktikan Agama dan Budaya Mampu Berpadu Harmonis, Lahirkan Generasi Unggul!
https://pendis.kemenag.go.id/direktorat-pendidikan-agama-islam/pecahkan-rekor-muri-ulinpiade-pai-integrasikan-nilai-agama-dan-budaya
Halo, para pembaca setia, pegiat pendidikan, dan Anda semua yang percaya bahwa nilai-nilai luhur agama dapat bersanding indah dengan kekayaan budaya bangsa! Siapkah Anda untuk mendengar kisah inspiratif dari Jawa Barat yang membuktikan bahwa pendidikan agama bukan hanya tentang ritual, melainkan juga tentang merawat identitas dan menumbuhkan toleransi?
Semarak Hari Anak Nasional di Jawa Barat tahun ini disemarakkan oleh sebuah gelaran spektakuler: Ulinpiade Pendidikan Agama Islam (PAI) di Sekolah! Acara ini tidak hanya sekadar lomba, tetapi sebuah perayaan akbar yang sukses memadukan nilai-nilai agama dengan budaya lokal. Dengan mengusung tema adiluhung “Nanjeurkeun Agama, Ngamumule Budaya” (Meneguhkan Nilai-nilai Agama, Merawat Budaya), kegiatan ini menjadi bukti nyata bagaimana harmoni dapat tercipta.
Ulinpiade PAI digelar pada Minggu, 27 Juli 2025, di Sarana Olahraga (SOR) Arcamanik, Bandung, dan diikuti oleh ratusan peserta didik dari jenjang SD hingga SMA se-Jawa Barat. Bayangkan semangat mereka, antusiasme yang terpancar, dan kreativitas yang tumpah ruah di satu arena!
"Kami sangat mendukung kegiatan-kegiatan yang menyelaraskan pendidikan agama Islam dengan pelestarian budaya lokal. Ulinpiade PAI ini adalah bukti nyata bahwa pendidikan agama bisa berjalan seiring dengan penguatan nilai toleransi, tradisi, dan kebangsaan,” ujar M. Munir, Direktur Pendidikan Agama Islam Kementerian Agama RI, menyambut baik inisiatif tersebut.
Mari kita selami lebih dalam bagaimana Ulinpiade PAI ini mampu memecahkan Rekor MURI, menjadi simbol kolaborasi lintas sektor, dan menumbuhkan tunas-tunas muda yang religius sekaligus berbudaya!
Kolaborasi Lintas Kementerian dan Lembaga: Kekuatan di Balik Sukses Ulinpiade PAI
Keberhasilan sebuah acara sebesar Ulinpiade PAI tentu tidak lepas dari dukungan dan sinergi berbagai pihak. Kegiatan ini adalah hasil kolaborasi lintas kementerian dan lembaga yang patut diacungi jempol. Ini menunjukkan bahwa untuk mencapai tujuan mulia, semua pihak perlu bergandengan tangan:
Pemerintah Provinsi Jawa Barat: Memberikan dukungan penuh sebagai tuan rumah dan fasilitator.
KemenPPA (Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak): Menjamin aspek perlindungan dan pengembangan anak dalam setiap kegiatan.
KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia): Memastikan hak-hak anak terpenuhi dan lingkungan acara aman serta kondusif.
DP3AKB (Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana): Berkontribusi dalam aspek pemberdayaan perempuan, anak, dan keluarga.
Dinas Pendidikan: Menghubungkan program ini dengan sekolah-sekolah dan memastikan relevansi kurikulum.
Dinas Sosial: Mungkin terlibat dalam aspek dukungan sosial dan fasilitasi bagi peserta dari berbagai latar belakang.
Perguruan Tinggi: Keterlibatan Universitas Padjadjaran dan Universitas Indonesia Membangun (INABA) menunjukkan dukungan akademis, penelitian, serta mungkin penyediaan relawan dan ahli.
Kolaborasi ini adalah contoh nyata bagaimana semangat gotong royong dapat menghasilkan dampak yang luar biasa. Ini bukan hanya acara yang sukses, tetapi juga model sinergi yang dapat ditiru untuk program-program lain di masa depan.
Momen Pembukaan yang Bersejarah: Flashmob Kebaya dan Rekor MURI!
Momen pembukaan Ulinpiade PAI sungguh luar biasa dan penuh makna. Ia berhasil menciptakan kesan yang tak terlupakan dan bahkan mencetak sejarah:
Flashmob Mojang Priangan: Sebuah tarian massal yang menampilkan kekhasan budaya Sunda, langsung memeriahkan suasana dan mengajak semua peserta merasakan semangat lokal.
Pencapaian Rekor MURI Kategori “Bermain Permainan Tradisional dengan Mengenakan Kebaya oleh Peserta Terbanyak”: Ini adalah puncak kebanggaan! Bayangkan ratusan, bahkan mungkin ribuan, peserta didik dari berbagai jenjang, mengenakan kebaya — busana tradisional Indonesia yang elegan — sambil asyik bermain permainan rakyat. Ini adalah pemandangan yang tak hanya indah dipandang, tetapi juga sangat simbolis.
Momen ini menjadi simbol kuat kolaborasi antara agama, budaya, dan pelestarian kearifan lokal. Ini mengirimkan pesan yang sangat jelas kepada generasi muda: Anda bisa menjadi santri yang taat beragama, sekaligus mencintai dan melestarikan budaya adiluhung bangsa. Tidak ada pertentangan antara keduanya. Justru, keduanya dapat saling menguatkan dan memperkaya identitas kita sebagai bangsa Indonesia.
Ini adalah perpaduan yang harmonis antara nilai-nilai keislaman yang universal dengan kekayaan lokal yang otentik.
Beragam Lomba dan Pertunjukan: Memadukan Bakat, Agama, dan Budaya
Ulinpiade PAI bukan hanya tentang pembukaan yang megah, tetapi juga tentang ragam lomba dan pertunjukan yang menampilkan bakat luar biasa para peserta didik. Setiap mata lomba dirancang untuk mengintegrasikan nilai agama dan budaya secara kreatif:
Hadroh: Pertunjukan seni musik Islami yang menonjolkan kekayaan tradisi keagamaan.
Tari Tradisional: Melestarikan gerakan dan narasi budaya lokal melalui seni tari.
Menyanyi: Mungkin menampilkan lagu-lagu bernuansa Islami atau lagu daerah yang syarat makna.
Fashion Show: Menampilkan busana muslim yang modern namun tetap menjaga nilai-nilai kesopanan, atau busana daerah yang memukau.
Lomba Permainan Rakyat: Mengajak kembali anak-anak pada kekayaan permainan tradisional yang sarat nilai kebersamaan dan sportivitas, jauh dari gadget.
Dakwah Kreatif Melalui Media Wayang: Ini adalah sorotan utama dan inovasi yang luar biasa! Para peserta didik berdakwah tidak hanya dengan ceramah biasa, melainkan menggunakan media wayang — seni pertunjukan tradisional Indonesia yang telah diakui dunia.
Penampilan dakwah wayang ini menjadi sangat istimewa karena mampu memadukan nilai keislaman dengan kesenian tradisional secara komunikatif dan edukatif. Bayangkan, anak-anak belajar nilai-nilai agama melalui kisah-kisah yang disampaikan oleh tokoh-tokoh wayang, dengan sentuhan humor dan kearifan lokal. Ini adalah cara yang efektif untuk menyampaikan pesan moral dan keagamaan kepada audiens modern, terutama generasi muda.
M. Munir memberikan apresiasi khusus kepada para siswa, khususnya dari SMK Bhakti Kencana Bandung dan SMAN 24 Bandung, atas kontribusi mereka dalam dakwah kreatif tersebut. Ini menunjukkan bahwa bakat dan kreativitas siswa mendapatkan pengakuan, sekaligus mendorong mereka untuk terus berinovasi dalam menyebarkan nilai-nilai positif.
"Kami di Kementerian Agama berkomitmen mendukung setiap bentuk kegiatan positif yang mengintegrasikan nilai-nilai keagamaan dengan seni dan budaya bangsa,” tegasnya. Komitmen ini dari Kemenag sangat penting, karena akan menjadi payung bagi lahirnya lebih banyak lagi inisiatif serupa di seluruh Indonesia.
Ulinpiade PAI: Inspirasi untuk Pendidikan Masa Depan
Ulinpiade PAI di Jawa Barat ini bukan hanya sekadar acara sukses, melainkan sebuah model inspiratif untuk pendidikan agama di masa depan. Ini menunjukkan bahwa:
Pendidikan agama bisa menjadi sangat relevan dan menarik jika dikemas secara kreatif dan terintegrasi dengan konteks budaya lokal.
Nilai-nilai agama dan budaya dapat saling memperkuat, bukan saling meniadakan. Keduanya adalah pondasi yang kokoh untuk membangun karakter bangsa yang beriman dan berbudaya.
Kolaborasi lintas sektor adalah kunci untuk menyelenggarakan program-program berdampak besar.
Anak-anak dan remaja memiliki potensi kreativitas yang tak terbatas dalam menyampaikan pesan kebaikan, asalkan diberi ruang dan dukungan yang tepat.
Semoga keberhasilan Ulinpiade PAI ini menjadi pemicu bagi daerah-daerah lain di Indonesia untuk menyelenggarakan kegiatan serupa. Mari kita terus Nanjeurkeun Agama, Ngamumule Budaya! Dengan begitu, kita akan melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas akal dan kuat iman, tetapi juga kaya akan budi pekerti dan bangga akan identitas bangsanya.
Apakah Anda juga terinspirasi untuk melihat lebih banyak integrasi agama dan budaya dalam pendidikan anak-anak kita? Mari kita wujudkan bersama!