Dari Kuantitas ke Kualitas: Gugus Tugas Baru Mengawal Sekolah Rakyat, Memastikan Setiap Mimpi Anak Bangsa Terawat Sempurna
![]() |
https://kemensos.go.id/berita-terkini/wakil-menteri-sosial-1/Kemensos-Bentuk-Gugus-Tugas-Pengendalian-Operasional-Sekolah-Rakyat |
Sebulan sudah berlalu sejak gerbang Sekolah Rakyat rintisan dibuka. Dalam kurun waktu sependek itu, kita telah menyaksikan sebuah pencapaian yang membanggakan, dengan berdirinya 100 sekolah yang siap menampung anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem. Prestasi ini bahkan membuat bangga Presiden Prabowo Subianto, yang melihatnya sebagai bukti nyata kemampuan jajaran pemerintahannya bersinergi untuk mengentaskan kemiskinan melalui jalur pendidikan.
Namun, sebagaimana setiap proyek besar, tantangan selalu menyertai. Setelah berhasil mencapai target kuantitas, kini saatnya kita fokus pada kualitas. Di Kantor Kementerian Sosial (Kemensos) Jakarta, pada Rabu, 27 Agustus 2025, sebuah langkah strategis diambil untuk memastikan keberlanjutan dan kualitas program ini. Wakil Menteri Sosial, Agus Jabo Priyono, memimpin sebuah rapat penting untuk membentuk sebuah tim khusus yang akan menjadi “tangan kanan” di lapangan: Gugus Tugas Pengendalian Operasional Sekolah Rakyat.
Mari kita selami bersama, mengapa pembentukan gugus tugas ini begitu krusial, dan apa artinya bagi masa depan ribuan anak yang menggantungkan harapannya pada program ini.
Dari Visi ke Realita: Mengapa Gugus Tugas Sangat Penting
"Gugus tugas ini akan segera dibentuk," kata Agus Jabo. Tim ini bukan sekadar tambahan struktur birokrasi, melainkan sebuah respons cepat dan tepat terhadap dinamika yang terjadi di lapangan. Kita semua tahu, sebuah program yang berjalan di 100 titik (dan akan bertambah menjadi 165 titik bulan depan) pasti akan menemukan berbagai persoalan. Dan inilah yang terjadi. Setelah hampir satu bulan berjalan, tim Kemensos mulai menemukan "persoalan dalam proses pembelajaran" yang membutuhkan penanganan khusus.
Ini adalah kabar baik bagi kita. Mengapa? Karena itu berarti pemerintah tidak hanya berfokus pada statistik dan angka, tetapi juga pada keberhasilan yang sesungguhnya. Menurut Agus Jabo, tujuan utama sekarang adalah mengubah "keberhasilan kuantitatif" menjadi "keberhasilan kualitatif" dengan membangun sistem yang lebih baik. Gugus tugas ini adalah wujud nyata dari komitmen tersebut. Mereka akan menjadi mata dan telinga Kemensos di lapangan, siap mengawasi dan mengendalikan jalannya program agar tidak ada satu pun persoalan yang terlewatkan.
Mengurai Benang Kusut di Lapangan: Kisah dari Garis Depan
Apa saja persoalan yang ditemukan? Laporan dari para Kepala Sekolah menjadi sumber informasi yang paling berharga. Mereka adalah para pahlawan di garis depan yang setiap hari berhadapan langsung dengan realita.
Bayangkanlah, Kepala Sekolah SRMP 10 Bogor melaporkan sebuah kendala yang sangat sensitif dan kompleks: adanya permasalahan gap usia fisik dan mental anak. Ini bukan hanya soal perbedaan usia, melainkan perbedaan dalam kesiapan belajar, pemahaman, dan perkembangan emosi. Bahkan, ada 10 anak yang belum bisa baca tulis sehingga memerlukan pendampingan khusus dari guru dan konsultasi dengan psikolog. Ini adalah sebuah persoalan yang tidak bisa diselesaikan dengan anggaran semata. Ia membutuhkan sentuhan humanis, keahlian profesional, dan sistem yang terorganisir.
Di sisi lain, Kepala Sekolah SRMA 9 Jakarta Timur menghadapi kendala yang bersifat teknis, yaitu sarana-prasarana yang masih belum lengkap serta kebutuhan integrasi data dengan sistem Dapodik. Ini adalah masalah yang sering dihadapi sekolah-sekolah di Indonesia. Bagaimana mungkin sebuah proses belajar mengajar dapat berjalan optimal jika fasilitas dasarnya tidak memadai? Dan bagaimana pemerintah bisa membuat kebijakan yang tepat jika data siswa tidak terintegrasi dengan baik?
Gugus tugas ini dibentuk untuk menyelesaikan benang kusut semacam ini. Mereka akan mengawasi situasi darurat terkait pembelajaran maupun kesejahteraan tenaga pendidik, memastikan setiap kendala diatasi dengan cepat dan tepat.
Empat Pilar Pengendalian: Menjamin Kelangsungan Program
Untuk mewujudkan misinya, gugus tugas ini akan menjalankan empat tugas utama yang mencakup seluruh aspek operasional Sekolah Rakyat.
Mengendalikan Pelaksanaan Program: Tugas pertama ini memastikan setiap sekolah berjalan sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan. Mereka akan menjadi quality control yang menjaga agar semangat awal program tidak luntur di tengah jalan.
Menyelesaikan Hambatan Teknis di Lapangan: Ini adalah respons langsung terhadap masalah seperti yang dilaporkan oleh kepala sekolah di Jakarta Timur. Gugus tugas akan bergerak cepat untuk memastikan sarana-prasarana dapat terpenuhi dan sistem data dapat terintegrasi, menghilangkan hambatan-hambatan yang menghambat proses belajar-mengajar.
Mengawasi Aspek Keuangan Sarana-Prasarana: Transparansi dan akuntabilitas adalah hal yang mutlak. Gugus tugas ini akan memastikan setiap rupiah yang dialokasikan untuk pembangunan dan pemeliharaan sarana-prasarana digunakan secara efektif dan efisien, sesuai dengan peruntukannya.
Mengawasi Sumber Daya Manusia (SDM): Ini adalah hal yang paling krusial. Sekolah tidak akan berjalan tanpa guru yang berdedikasi dan berkualitas. Gugus tugas ini akan mengawasi kesejahteraan dan kualitas para guru, memastikan mereka mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan untuk memberikan pendidikan terbaik, termasuk pendampingan khusus untuk kasus seperti di Bogor.
Menuju Sekolah Permanen: Fondasi Kokoh untuk Masa Depan
Visi jangka panjang dari program ini adalah mengubah sekolah-sekolah rintisan ini menjadi sekolah permanen yang ruang lingkupnya lebih besar dan lebih kompleks. Untuk mencapai tujuan tersebut, Agus Jabo menekankan perlunya pembangunan sistem yang kokoh dengan tiga pilar utama:
Sarana-Prasarana yang Memadai: Sekolah yang layak harus memiliki fasilitas yang lengkap, aman, dan nyaman untuk mendukung proses belajar mengajar. Ini bukan hanya soal gedung, tetapi juga buku, meja, kursi, dan teknologi.
SDM yang Berkualitas dan Loyal: Guru adalah kunci keberhasilan. Sekolah Rakyat harus mampu menarik dan mempertahankan guru-guru yang tidak hanya kompeten, tetapi juga memiliki loyalitas dan dedikasi tinggi terhadap pendidikan anak-anak kurang mampu.
Anggaran yang Stabil: Program sebesar ini membutuhkan dukungan finansial yang berkelanjutan. Anggaran yang stabil akan menjamin bahwa sekolah dapat beroperasi tanpa henti, merencanakan program jangka panjang, dan terus memberikan pendidikan terbaik.
Maka, wahai para guru, para orang tua, dan seluruh pihak yang terlibat, janganlah ragu. Pemerintah tidak hanya berfokus pada jumlah, tetapi pada kualitas, pada keberlangsungan, dan pada kebahagiaan setiap anak. Mari kita kawal bersama perjalanan Sekolah Rakyat ini, karena di setiap langkahnya, kita sedang membangun fondasi bangsa yang lebih baik.