Fondasi Kokoh untuk Pendidikan Akhirat dan Duniawi! Kementerian Agama Dorong Penguatan Kompetensi Guru, Wujudkan PDF yang Berstandar Nasional dan Berakhlak Mulia

Fondasi Kokoh untuk Pendidikan Akhirat dan Duniawi! Kementerian Agama Dorong Penguatan Kompetensi Guru, Wujudkan PDF yang Berstandar Nasional dan Berakhlak Mulia 

https://pendis.kemenag.go.id/direktorat-pd-pontren/kementerian-agama-dorong-penguatan-kompetensi-guru-pendidikan-diniyah-formal


Bapak dan Ibu Pendidik yang mulia, para Pimpinan Pesantren yang terhormat, 

Pernahkah Anda merenung, bagaimana kita dapat menjaga kekayaan tradisi pendidikan pesantren, di saat yang sama, menjadikannya lembaga yang diakui dan sejajar dengan pendidikan formal lainnya? Pertanyaan ini menjadi tantangan sekaligus peluang besar yang kini dijawab dengan langkah nyata oleh pemerintah. 

Pada hari Selasa, 20 Agustus 2025, sebuah acara penting berlangsung di Bekasi. Kementerian Agama Republik Indonesia secara resmi mengumumkan inisiatifnya untuk mendorong penguatan kompetensi guru atau pendidik di lembaga Pendidikan Diniyah Formal (PDF) yang ada di pesantren. Ini adalah sebuah komitmen yang menegaskan bahwa PDF bukan lagi sekadar pelengkap, melainkan pilar utama dalam sistem pendidikan nasional kita. 

Direktur Pesantren, Basnang Said, hadir untuk membuka acara Penguatan Kompetensi Pendidik pada Pendidikan Diniyah Formal. Beliau tidak hanya datang dengan pidato, melainkan dengan sebuah visi yang jelas dan penuh makna. Visi ini adalah tentang bagaimana kita dapat membawa pendidikan yang berakar kuat pada nilai-nilai keagamaan dan akhlak mulia, menuju sebuah standar kualitas yang diakui secara nasional dan mampu bersaing dengan lembaga pendidikan manapun. Mari kita selami lebih dalam, apa arti dari penguatan ini bagi Anda, para pendidik, dan bagi masa depan PDF. 


Mengapa Standar Formal Menjadi Kunci? Membawa Pendidikan Diniyah ke Level Profesional 

Selama ini, pendidikan di pesantren sering kali dipandang berbeda dari pendidikan formal pada umumnya. Namun, dengan hadirnya PDF, semua itu berubah. Basnang Said menegaskan dengan lugas bahwa ketika kita berbicara tentang pendidikan formal, maka harus ada "ukuran-ukuran tentang itu". Ini berarti, tidak ada lagi ruang untuk ketidakjelasan. 

Ukuran-ukuran ini mencakup segalanya, dari kurikulum hingga, yang paling penting, kompetensi pendidiknya. Basnang Said menekankan bahwa kompetensi guru PDF harus memenuhi standar pendidikan formal minimal, seperti strata 1 atau marhalah ula

"Kompetensinya bisa dibuktikan secara hitam-putih," ujarnya. Ini adalah sebuah panggilan yang jelas. Ini bukan hanya tentang pengetahuan agama yang mumpuni, tetapi juga tentang pengakuan profesional yang bisa diukur dan dipertanggungjawabkan. Dengan memenuhi standar ini, guru-guru PDF tidak hanya akan diakui sebagai pendidik yang berilmu, tetapi juga sebagai tenaga profesional yang memiliki kredensial resmi. 

Langkah ini adalah sebuah upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan formal di pesantren, sehingga PDF dapat bersaing dengan lembaga pendidikan lainnya. Bayangkan, lulusan PDF tidak hanya memiliki kedalaman ilmu agama yang luar biasa, tetapi juga ijazah yang diakui, memungkinkan mereka untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau memasuki dunia profesional dengan bekal yang setara dengan lulusan sekolah umum. 


Imtihan Wathani: Ujian Akhir Sebagai Wahana Peningkatan Kualitas Mutu 

Visi penguatan kompetensi ini memiliki satu tujuan yang sangat jelas: untuk meningkatkan mutu satuan pendidikan melalui penyelenggaraan Imtihan Wathani atau Ujian Akhir PDF Berstandar Nasional

Kepala Subdirektorat Pendidikan Muadalah dan Pendidikan Diniyah Formal (PM-PDF), Endi Suhendi, menjelaskan bahwa ini adalah bagian dari upaya yang dilakukan Subdit PM dan PDF untuk meningkatkan peran Pendidikan Diniyah Formal di tengah masyarakat. 

Imtihan Wathani bukanlah sekadar ujian. Ia adalah sebuah wahana. Sebuah alat ukur yang akan memastikan bahwa kualitas pendidikan di seluruh PDF di Indonesia memiliki standar yang seragam dan tinggi. Dengan adanya ujian ini, kita akan memiliki peta yang jelas tentang kekuatan dan kelemahan dalam sistem pendidikan PDF, memungkinkan kita untuk melakukan perbaikan yang tepat sasaran. 

Oleh karena itu, acara ini secara khusus berfokus pada peningkatan kemampuan para tenaga pendidik dalam dua area kunci: penyusunan kisi-kisi dan soal Imtihan Wathani, serta pengembangan model pembelajaran yang inovatif


Lebih dari Sekadar Soal: Inovasi Pembelajaran Berbasis Akhlak Mulia 

Poin ini adalah jantung dari seluruh inisiatif ini. Acara penguatan kompetensi tidak hanya melatih guru untuk membuat soal ujian yang baik, tetapi juga melatih mereka untuk menjadi pendidik yang inspiratif. 

Tujuan kegiatan ini adalah untuk "meningkatkan kemampuan dan keterampilan tenaga pendidik pada PDF" dan memberikan dukungan persiapan Imtihan Wathani, tetapi juga untuk "pengembangan model pembelajaran yang inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan berbasis akhlak"

Mari kita bedah kata demi kata dari tujuan ini, karena di dalamnya terkandung sebuah revolusi pedagogi: 

Inovatif: Ini berarti para guru dilatih untuk tidak lagi menggunakan metode-metode lama yang mungkin sudah tidak relevan. Ini tentang mencoba pendekatan baru, menggunakan teknologi, dan beradaptasi dengan cara belajar generasi muda. 

Kreatif: Ini adalah tentang membuat proses belajar menjadi sebuah petualangan. Guru diajak untuk berpikir di luar kotak, merancang kegiatan yang merangsang imajinasi dan rasa ingin tahu siswa. 

Efektif: Semua inovasi dan kreativitas tidak akan berarti tanpa hasil. Efektif berarti bahwa metode yang digunakan benar-benar berhasil membuat siswa memahami materi dan menguasai kompetensi yang dibutuhkan. 

Menyenangkan: Ini adalah elemen yang sangat penting untuk pendidikan di era modern. Belajar tidak harus membosankan. Guru akan diajarkan cara menciptakan suasana kelas yang membuat siswa merasa senang dan bersemangat untuk datang ke sekolah setiap hari. 

Berbasis Akhlak: Dan yang paling utama, semua inovasi dan kreativitas ini harus berlandaskan pada akhlak. Ini adalah nilai pembeda utama pendidikan pesantren. Di saat lembaga lain fokus pada kecerdasan kognitif dan keterampilan semata, PDF akan menghasilkan lulusan yang tidak hanya cerdas dan terampil, tetapi juga memiliki karakter mulia, etika, dan moral yang kokoh. 


Komitmen Bersama: Kolaborasi Kunci Kesuksesan 

Acara ini bukanlah sebuah monolog. Kehadiran berbagai pembicara dari berbagai latar belakang, yaitu Direktur Pesantren, Kepala Subdit PM dan PDF, Akademisi UIN Jakarta, dan Aspendif, menunjukkan komitmen bersama yang kuat. 

Ini adalah sebuah sinyal bahwa Kemenag tidak bekerja sendirian. Mereka menggandeng para ahli dari akademisi dan praktisi untuk memastikan bahwa program ini dirancang dengan matang, didukung oleh ilmu pengetahuan terkini, dan sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Ini adalah sebuah kolaborasi yang akan mengantarkan Pendidikan Diniyah Formal ke level yang lebih tinggi. 

Pada akhirnya, penguatan kompetensi ini adalah sebuah hadiah dan amanah bagi Anda, para guru dan pendidik di pesantren. Ini adalah kesempatan emas untuk membuktikan bahwa pendidikan agama di Indonesia tidak hanya kaya akan tradisi, tetapi juga progresif, inovatif, dan relevan dengan tantangan zaman. 

Mari kita sambut transformasi ini dengan semangat baru. Mari kita menjadi bagian dari sejarah, membangun fondasi yang kokoh bagi generasi penerus yang tidak hanya menguasai ilmu dunia, tetapi juga memiliki kedalaman akhlak yang mulia.

SiennaGrace

Selamat datang di DidikDigital.com! Kami hadir sebagai sahabat setia para pendidik. Temukan beragam artikel dan sumber daya: dari modul ajar praktis, update kurikulum terbaru (Dikdasmen & Kemenag), hingga tips meningkatkan kualitas pengajaran dan informasi asuransi yang melindungi profesi guru. Edukasi terbaik, kesejahteraan terjamin!

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama