Langkah Kaki Para Siswa Sekolah Rakyat Menggetarkan Hati Presiden, Wujudkan Visi Bangsa yang Merdeka Sepenuhnya!

Langkah Kaki Para Siswa Sekolah Rakyat Menggetarkan Hati Presiden, Wujudkan Visi Bangsa yang Merdeka Sepenuhnya! 

https://kemensos.go.id/berita-terkini/menteri-sosial-1/Presiden-Tersentuh-dengan-Testimoni-Siswa-Sekolah-Rakyat


Bapak dan Ibu Guru, para kepala sekolah yang hebat, pernahkah Anda melihat secara langsung bagaimana sebuah visi besar dapat berwujud nyata di hadapan mata? Pernahkah Anda merasakan getaran emosi yang begitu kuat, yang datang dari hati seorang pemimpin yang tersentuh oleh suara dan wajah anak-anak yang ia perjuangkan? 

Pada Jumat, 22 Agustus 2025, di acara Pembekalan Guru dan Kepala Sekolah Rakyat, terjadi sebuah momen yang melampaui formalitas politik. Presiden Prabowo Subianto tidak hanya memberikan pidato; ia membuka hatinya. Ia terhubung dengan para siswa yang hadir, dan dari interaksi itu, ia menyampaikan sebuah pesan yang akan terus dikenang. 

Semua bermula saat beliau tiba. Alih-alih disambut oleh jajaran pejabat, Presiden justru disambut oleh suara drum yang bersemangat. "Ada marching band pakai seragam gagah-gagah begini," katanya, menceritakan momen kaget sekaligus besarnya rasa bangga saat melihat barisan anak-anak Sekolah Rakyat mengenakan seragam almamater berwarna merah putih, menyambutnya dengan penuh semangat. 


Pesan Mendalam: Hormati Orang Tua dan Jangan Pernah Rendah Diri 

Namun, sambutan itu hanyalah pembuka. Inti dari pesan Presiden Prabowo datang saat ia berpidato, yang ditujukan langsung kepada para siswa. Ia meminta mereka untuk tidak pernah merasa rendah diri. Ini adalah sebuah pesan yang sangat personal, yang menyentuh inti dari perjuangan banyak keluarga miskin. 

"Hei anak-anak, hormati orang tuamu. Cintai orang tuamu. Cium kaki ibumu. Jangan pernah kau rendah diri karena bapakmu kerja keras," katanya. 

Pesan ini sangat kuat. "Cium kaki ibumu" bukan sekadar instruksi, melainkan sebuah metafora yang mendalam tentang rasa syukur dan hormat yang tak terhingga kepada sosok ibu yang telah berjuang keras. Ia mengingatkan para siswa bahwa di balik seragam gagah mereka, ada orang tua yang bekerja keras, bahkan mungkin belum menikmati kemakmuran yang sebenarnya. Presiden ingin agar para siswa memahami bahwa pengorbanan itu adalah hal yang sangat mulia, dan itu adalah alasan terbesar mereka untuk bersyukur, bukan untuk merasa malu atau rendah diri. 

Beliau juga meminta para siswa untuk tidak bersedih karena kondisi ekonomi orang tua mereka saat ini. "Hormati orang tuamu. Cintai orang tuamu. Hormati guru-gurumu," tegasnya. Di tengah pidatonya, ia tidak hanya berbicara tentang kebijakan, tetapi juga tentang nilai-nilai kemanusiaan yang mendasar: rasa hormat, cinta, dan penghargaan. 


Kesaksian Tulus dari Timur: Suara Hati Sofia Rorista Angel 

Jika sambutan marching band menggetarkan hati, maka testimoni dari salah satu siswi Sekolah Rakyat benar-benar membuat Presiden tersentuh. Melalui sebuah video, suara hati Sofia Rorista Angel, siswi dari Sekolah Rakyat Menengah Pertama 19 Efata Kupang, NTT, mengalir deras. 

"Terimakasih Bapak Presiden, sudah perhatikan kami anak-anak terpinggir dari Timur. Saya tahu Bapak sibuk urus negara tapi masih sempat urus kami untuk sekolah. Bagi saya, Bapak seperti orang tua yang sudah angkat saya dari tempat yang gelap dan taruh saya di tempat yang terang," ujar Sofia. 

Pernyataan ini bukan sekadar ucapan terima kasih. Ini adalah puisi hidup tentang transformasi. Kalimat "tempat yang gelap" menggambarkan dunia yang penuh keterbatasan, di mana impian terasa jauh dan sulit digapai. Sementara "tempat yang terang" adalah sebuah metafora untuk dunia yang penuh harapan, di mana pendidikan membuka pintu untuk masa depan yang lebih baik. 

Kesaksian Sofia menunjukkan bahwa Program Sekolah Rakyat bukan hanya tentang gedung baru atau kurikulum. Ini adalah tentang martabat. Tentang memberikan kesempatan bagi anak-anak yang selama ini merasa terpinggirkan untuk merasa dilihat, dihargai, dan dicintai. 


Titik-Titik Harapan: Mengapa Para Guru Adalah Kunci 

Presiden mengaku merasa besar hati mendengar testimoni seperti Sofia. Ia menyadari bahwa di balik testimoni itu, ada sebuah kenyataan pahit: orang tua mereka belum sepenuhnya menikmati kemerdekaan. Kesadaran ini, kata Presiden, adalah hal yang mendorongnya dan para pemimpin di negeri ini untuk mewujudkan kemerdekaan sejati untuk seluruh negara. 

Ia melihat harapan. "Kita sudah melihat cerahnya anak-anak yang mungkin tadinya risau apa yang akan terjadi." Dan di sinilah peran Anda, para guru, menjadi sangat krusial. 

Presiden Prabowo mengakhiri pidatonya dengan sebuah pesan yang penuh kepercayaan. Ia berkata, "Saudara-saudara sekalian, saya titip benar-benar para guru." Ini adalah sebuah amanah yang luar biasa. Presiden menitipkan masa depan bangsa, yang ia lihat begitu cerah di wajah-wajah para siswa, ke tangan Anda, para pendidik. 

Anda adalah sosok yang akan menjaga cahaya harapan itu tetap menyala. Anda adalah orang yang setiap hari akan memastikan bahwa kata-kata inspiratif dari Presiden diterjemahkan menjadi tindakan nyata di dalam kelas. 


Sebuah Misi yang Melampaui Politik: Simbolisasi Rasa Syukur 

Peristiwa di JIExpo ini adalah sebuah pengingat bahwa Program Sekolah Rakyat adalah lebih dari sekadar kebijakan. Ini adalah sebuah misi yang didorong oleh empati dan rasa kemanusiaan. Dari marching band yang gagah, paduan suara yang menyanyikan puisi penuh makna, hingga testimoni tulus dari seorang siswi dari Timur, semuanya adalah simbolisasi dari rasa syukur dan harapan yang tulus. 

Mereka, para siswa, telah membuktikan bahwa kesempatan yang diberikan pemerintah tidak akan disia-siakan. Mereka akan berjuang keras, seperti orang tua mereka, untuk meraih kemerdekaan sejati melalui pendidikan. 


Penutup: Sebuah Ajakan untuk Mengukir Masa Depan 

Bapak dan Ibu Guru, Anda adalah pahlawan di garis depan. Anda adalah sosok yang dipercayai oleh Presiden untuk memelihara dan menjaga aset paling berharga di negeri ini: anak-anak kita. 

Teruslah bekerja dengan hati. Jadilah teladan yang menginspirasi. Dan ingatlah, setiap hari Anda mengajar, Anda tidak hanya membagikan ilmu, tetapi juga mengukir sejarah. Di pundak Andalah, kemerdekaan sejati itu sedang dibangun.

SiennaGrace

Selamat datang di DidikDigital.com! Kami hadir sebagai sahabat setia para pendidik. Temukan beragam artikel dan sumber daya: dari modul ajar praktis, update kurikulum terbaru (Dikdasmen & Kemenag), hingga tips meningkatkan kualitas pengajaran dan informasi asuransi yang melindungi profesi guru. Edukasi terbaik, kesejahteraan terjamin!

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama