Revolusi Kelas Dimulai! Inpres Digitalisasi Pembelajaran Bawa Visi Keadilan Pendidikan ke Seluruh Penjuru Negeri, Wujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua!
![]() |
https://kemendikdasmen.go.id/siaran-pers/13477-seluruh-sekolah-akan-mendapatkan-program-digitalisasi-sesuai-asas-keadilan-dan-pemerataan |
Bapak dan Ibu guru, para siswa, dan seluruh masyarakat Indonesia, pernahkah Anda bermimpi tentang sebuah kelas yang tanpa batas? Sebuah ruang belajar di mana jarak geografis dan keterbatasan fasilitas tidak lagi menjadi penghalang untuk mendapatkan materi terbaik? Impian itu kini bukan lagi sekadar angan-angan, melainkan sebuah realitas yang sedang diwujudkan.
Berangkat dari Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 2025 tentang Revitalisasi Satuan Pendidikan, SMA Unggul Garuda, dan Digitalisasi Pembelajaran, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) telah mengambil langkah strategis. Ini adalah sebuah komitmen besar untuk melaksanakan instruksi tersebut dengan sebaik-baiknya, mengusung semangat keadilan dan pemerataan yang akan membawa pendidikan berbasis teknologi ke seluruh pelosok tanah air.
Program ini bukan sekadar proyek, melainkan sebuah pergerakan masif yang bertujuan untuk memperkuat ekosistem pembelajaran digital yang menyeluruh dan inklusif. Sebuah visi yang menempatkan setiap anak, di mana pun mereka berada, di garis start yang sama.
Dari Visi Presiden Menuju Ruang Kelas Anda
Visi pemerataan kualitas pendidikan berbasis teknologi ini datang langsung dari Presiden Prabowo Subianto saat peringatan Hari Pendidikan Nasional, tanggal 2 Mei 2025 lalu. Dalam pidatonya, Presiden Prabowo mengungkapkan sebuah keinginan yang sederhana namun revolusioner: “Saya ingin ada digitalisasi sekolah-sekolah. Kita akan taruh layar-layar televisi di setiap sekolah kita.”
Mari kita bayangkan sejenak. Jika Anda adalah seorang guru di daerah terpencil, yang selama ini harus berjuang keras mencari referensi dan materi ajar, bayangkan kini Anda memiliki akses ke materi-materi pelajaran terbaik dari para ahli. Layar-layar televisi, atau yang secara teknis disebut sebagai Interactive Flat Panel (IFP), akan menjadi jendela dunia yang membuka peluang tak terbatas bagi siswa dan guru di seluruh negeri.
Pesan Presiden sangat jelas: “Di situ kita bisa memberi materi pelajaran yang terbaik, dan ini bisa bermanfaat untuk sekolah-sekolah, apalagi di daerah terpencil, daerah tertinggal, daerah terluar, ataupun di daerah-daerah kota yang mengalami kesulitan mendapat bahan atau guru yang ahli di bidang-bidang tertentu.” Ini adalah sebuah pengakuan jujur dari pemerintah bahwa ketimpangan akses terhadap sumber daya pendidikan adalah masalah nyata, dan digitalisasi adalah salah satu solusi utama untuk mengatasinya.
Ambisi ini tidak main-main. Presiden Prabowo menargetkan dalam satu tahun ke depan, seluruh sekolah di Indonesia akan mempunyai layar televisi atau IFP untuk pembelajaran digital. Ini adalah sebuah janji yang akan mengubah wajah pendidikan nasional, memastikan setiap siswa mendapatkan kesempatan yang adil untuk belajar dan berkembang.
Bukan Sekadar Perangkat, Tapi Sebuah Ekosistem Digital
Pelaksanaan program ini melampaui sekadar pengiriman perangkat elektronik. Seperti yang dijelaskan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Gogot Suharwoto, digitalisasi pembelajaran ini adalah media untuk membangun ekosistem digital classroom dan pembelajaran berbasis teknologi yang sesuai dengan tuntutan zaman.
Sebuah ekosistem digital tidak hanya terdiri dari satu perangkat. Program ini diperkuat dengan penyediaan beragam media pendukung, seperti IFP, laptop, media penyimpanan konten pembelajaran (external HDD), dan lainnya. Setiap komponen memiliki peran pentingnya masing-masing, menciptakan sebuah lingkungan belajar yang terintegrasi dan modern.
Namun, pemerintah tidak berhenti sampai di situ. Gogot Suharwoto menegaskan, “Sekolah-sekolah yang menerima IFP juga kita latih dalam bentuk bimbingan teknis agar optimal dalam penggunaan fitur-fitur yang ada.” Ini adalah komitmen yang menunjukkan bahwa program ini dirancang untuk berhasil. Pemerintah tahu bahwa memberikan alat saja tidak cukup; Anda, sebagai guru, harus diberdayakan untuk menggunakan alat-alat tersebut dengan maksimal, sehingga dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih interaktif dan menarik bagi siswa.
Komitmen ini berlaku untuk semua. Ditjen PAUD Dasmen berkomitmen untuk menyalurkan perangkat media ini ke seluruh sekolah di Indonesia, baik negeri maupun swasta. Ini adalah bukti nyata dari asas keadilan dan pemerataan yang menjadi landasan program ini.
Angka dan Aksi: Detil Pelaksanaan Program Digitalisasi
Program ini tidak hanya berbicara dalam tataran visi, tetapi juga dalam angka dan aksi nyata. Tahun ini, 288.865 sekolah menjadi sasaran yang akan menerima perangkat. Sebuah angka yang luar biasa besar, menunjukkan skala dan kecepatan program ini.
Saat ini, proses pengiriman untuk Tahap 1 sudah berlangsung. Di balik layar, tim Kemendikdasmen bekerja keras untuk memastikan setiap langkah berjalan dengan lancar. Gogot Suharwoto mengungkapkan, “kami juga terus melakukan konfirmasi kepada sekolah-sekolah penerima terkait kesiapan mereka sebelum dilakukan pengiriman. Sehingga program digitalisasi ini tepat sasaran dan benar-benar digunakan untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan pendidikan.”
Ini adalah langkah yang sangat bijak. Pemerintah tidak ingin program ini hanya menjadi sebuah formalitas. Mereka ingin memastikan bahwa setiap perangkat yang dikirimkan sampai di tangan yang benar, di tempat yang siap, dan digunakan untuk tujuan yang telah ditetapkan: meningkatkan kualitas pengajaran dan pendidikan.
Ajak Masyarakat Mengawal: Mewujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua
Pada akhirnya, program digitalisasi ini bukanlah tanggung jawab pemerintah semata. Ini adalah perjuangan kolektif yang membutuhkan partisipasi kita semua.
Di akhir pernyataannya, Gogot Suharwoto mengajak kita semua, sebagai bagian dari masyarakat, untuk bersama-sama mengawal program ini agar tepat sasaran, demi mewujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua. Ini adalah sebuah ajakan untuk menjadi mata dan telinga pemerintah di lapangan, memastikan bahwa setiap sekolah mendapatkan haknya dan menggunakan perangkat ini dengan optimal.
Bapak dan Ibu, para siswa, dan seluruh masyarakat, mari kita sambut revolusi pendidikan ini dengan semangat dan optimisme. Mari kita gunakan teknologi untuk memutus rantai ketimpangan, untuk membuka pintu pengetahuan yang tak terbatas, dan untuk membangun masa depan di mana setiap anak Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi yang terbaik.