Gebrakan Baru Tata Kelola Madrasah yang Akan Mengubah Segalanya!
![]() |
https://kemenag.go.id/nasional/direktur-kskk-tata-kelola-madrasah-didesain-efektif-dan-sejalan-sistem-pendidikan-nasional-7N846 |
Apakah Anda seorang guru, orang tua, atau siswa di madrasah? Jika ya, pasti Anda merasakan betapa kompleksnya dunia pendidikan. Terkadang, kita merasa lelah dengan tumpukan tugas, asesmen yang berulang-ulang, dan kurikulum yang terasa berat. Namun, ada kabar baik yang datang langsung dari Kementerian Agama. Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah, Nyayu Khodijah, menegaskan bahwa tata kelola madrasah kini didesain ulang secara efektif dan sejalan dengan sistem pendidikan nasional. Tujuannya sangat jelas: menciptakan sistem pendidikan yang tidak membebani guru dan siswa. Ini adalah sebuah revolusi dalam tata kelola madrasah, yang menghapus asesmen ganda dan mengusung pendekatan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC). Ini bukan sekadar perubahan regulasi, melainkan sebuah janji untuk menjadikan proses belajar-mengajar lebih bermakna, lebih efektif, dan yang paling penting, lebih manusiawi. Mari kita telusuri mengapa gebrakan ini begitu penting dan bagaimana ia akan mengubah wajah pendidikan madrasah di Indonesia.
Mengapa Tata Kelola yang Efektif Begitu Krusial? Menghilangkan Beban, Memaksimalkan Potensi
Pernahkah Anda bertanya-tanya, mengapa beberapa sekolah terasa lebih efisien daripada yang lain? Jawabannya seringkali terletak pada tata kelola. Tata kelola yang baik adalah fondasi yang memungkinkan sebuah sistem berjalan dengan lancar. Nyayu Khodijah sangat memahami hal ini. Ia menjelaskan bahwa tata kelola madrasah kini dirancang dengan satu prinsip utama: memudahkan proses belajar-mengajar.
Selama ini, guru dan siswa seringkali menghadapi beban ganda. Selain harus mengikuti kurikulum dan asesmen yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), mereka juga harus menghadapi asesmen internal dari Kementerian Agama. Bayangkan saja, seorang guru harus mempersiapkan siswa untuk dua jenis ujian yang berbeda. Beban ini tidak hanya menguras energi, tetapi juga membuang waktu yang seharusnya bisa digunakan untuk hal-hal yang lebih penting, seperti mengembangkan metode pengajaran yang inovatif atau memberikan bimbingan personal kepada siswa yang membutuhkan.
Nyayu Khodijah memberikan solusi tegas untuk masalah ini. Ia menyatakan bahwa madrasah kini cukup mengikuti asesmen nasional yang dilaksanakan Kemendikbudristek. Asesmen ini mencakup berbagai hal, mulai dari Asesmen Nasional untuk rapor pendidikan, Asesmen Bakat Minat, hingga Tes Kemampuan Akademik. Dengan keputusan ini, Kemenag secara resmi menghentikan Asesmen Kompetensi Madrasah Indonesia (AKMI) yang sebelumnya sempat dikembangkan. AKMI, yang sempat menjadi bagian dari sistem pendidikan madrasah, kini tidak lagi dilaksanakan. Langkah ini adalah sebuah pengakuan bahwa efektivitas dan keselarasan dengan sistem nasional adalah prioritas utama. Dengan menghilangkan asesmen ganda, Kemenag memberikan ruang bernapas bagi guru dan siswa, memungkinkan mereka untuk fokus pada inti dari pendidikan itu sendiri. Ini adalah sebuah langkah yang sangat berani dan progresif, yang akan membawa dampak positif bagi jutaan guru dan siswa di seluruh Indonesia.
Kurikulum Berbasis Cinta (KBC): Mengubah Paradigma, Memperkaya Jiwa Pendidikan
Selain asesmen, ada satu inovasi lagi yang patut kita perhatikan: Kurikulum Berbasis Cinta (KBC). Mungkin Anda bertanya, "Apakah ini kurikulum baru yang akan menambah beban?" Jawabannya tidak. Direktur KSKK Madrasah dengan tegas menjelaskan bahwa KBC bukanlah kurikulum baru, melainkan sebuah pendekatan penguatan nilai pada seluruh aktivitas pendidikan madrasah.
Ini adalah sebuah perbedaan yang sangat fundamental. KBC bukanlah daftar mata pelajaran baru yang harus diajarkan. Ia adalah sebuah jiwa, sebuah roh yang akan meresap ke dalam seluruh proses pendidikan. KBC akan hadir dalam:
Kegiatan intrakurikuler: Di dalam kelas, guru akan mengimplementasikan KBC dengan cara mengajarkan pelajaran dengan penuh kasih sayang, membimbing siswa dengan sabar, dan menciptakan suasana belajar yang saling menghargai.
Kegiatan kokurikuler: Dalam kegiatan di luar jam pelajaran, seperti kegiatan kelompok atau proyek, nilai-nilai KBC akan diterapkan melalui kolaborasi dan empati.
Kegiatan ekstrakurikuler: Dalam klub atau kegiatan di luar sekolah, siswa akan belajar untuk bekerja sama, saling membantu, dan menghargai perbedaan.
Pembentukan budaya madrasah: KBC akan menjadi bagian dari identitas madrasah itu sendiri. Nilai-nilai ini akan tercermin dalam setiap aspek kehidupan di madrasah, mulai dari cara siswa berinteraksi dengan guru hingga cara mereka memperlakukan lingkungan di sekitar mereka.
Penerapan KBC ini menunjukkan bahwa Kemenag percaya bahwa pendidikan yang berkualitas tidak hanya diukur dari angka-angka asesmen, tetapi juga dari nilai-nilai yang ditanamkan. KBC tidak menggantikan Kurikulum Nasional, melainkan memperkayanya. Ia menambahkan sebuah dimensi kemanusiaan yang sangat dibutuhkan dalam sistem pendidikan kita. Dengan KBC, madrasah akan menjadi tempat di mana siswa tidak hanya belajar untuk menjadi cerdas, tetapi juga belajar untuk menjadi manusia yang beradab, memiliki empati, dan penuh cinta.
Menyambut Era Baru: Membangun Madrasah yang Efektif, Selaras, dan Penuh Makna
Gebrakan baru dalam tata kelola madrasah ini adalah sebuah langkah maju yang sangat penting. Ia menunjukkan bahwa Kemenag memiliki visi yang jelas: membangun madrasah yang tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga unggul dalam hal karakter. Efektivitas dan keselarasan dengan sistem pendidikan nasional adalah kunci untuk mewujudkan visi ini. Dengan menghilangkan beban asesmen ganda, para guru dan siswa kini bisa lebih fokus pada inti dari pendidikan. Dan dengan mengusung Kurikulum Berbasis Cinta, pendidikan madrasah akan menjadi lebih bermakna dan relevan.
Ini adalah sebuah era baru bagi madrasah. Sebuah era di mana pendidikan tidak lagi menjadi sebuah perlombaan yang membebani, tetapi sebuah perjalanan yang menyenangkan, di mana setiap siswa dan guru merasa dihargai. Sebuah era di mana madrasah bukan hanya menjadi tempat untuk belajar, tetapi juga tempat untuk tumbuh, berkembang, dan menemukan makna. Mari kita dukung sepenuhnya visi ini, karena pada akhirnya, pendidikan yang baik adalah investasi terbaik untuk masa depan bangsa kita.