Harga Mati Integritas! Dirjen Pendis: "Guru Nyontek, Bagaimana Mendidik Siswa Jujur?" Analisis Mengejutkan Hasil PPG: Kelulusan UP Naik Drastis, UKIN Jeblok Karena Pelanggaran! Ini Wake Up Call Kemenag untuk Guru Bergaji Rp200 Ribu!

Harga Mati Integritas! Dirjen Pendis: "Guru Nyontek, Bagaimana Mendidik Siswa Jujur?" Analisis Mengejutkan Hasil PPG: Kelulusan UP Naik Drastis, UKIN Jeblok Karena Pelanggaran! Ini Wake Up Call Kemenag untuk Guru Bergaji Rp200 Ribu

https://pendis.kemenag.go.id/direktorat-guru-dan-tenaga-kependidikan/integritas-guru-lebih-mahal-dari-kompetensi-teknis-ppg-harus-jadi-ajang-peningkatan-mutu-dan-kejujuran


Pernahkah Anda bertanya, apa nilai tertinggi dari seorang pendidik? Apakah kompetensi teknis, penguasaan kurikulum, ataukah hal yang lebih mendasar? Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Amien Suyitno, dengan tegas menjawab: "Yang paling mahal itu bukan kompetensi, tapi integritas." Beliau mengingatkan, potensi bisa di-upskill, tetapi jika dasarnya tidak jujur, semuanya tidak ada gunanya. Pernyataan keras ini muncul di tengah temuan mengejutkan dari evaluasi Uji Kompetensi Mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (UKMPPG) batch 4 tahun 2025: Tingkat kelulusan mencapai 99,07%, dengan Uji Pengetahuan (UP) mencatat kenaikan signifikan, namun 244 peserta UKIN (Uji Kinerja) tidak lulus karena berbagai pelanggaran, termasuk mengunggah RPP bukan milik sendiri hingga bantuan pihak lain saat ujian! Dirjen Pendis bahkan mengeluarkan warning yang menusuk: "Kalau guru saja nyontek, bagaimana mau mendidik siswa agar jujur? Ini bukan hanya soal kelulusan, tapi soal karakter bangsa." Kami akan membedah hasil evaluasi PPG ini, menelusuri bagaimana isu integritas kini menjadi 'harga mati' di atas kompetensi teknis, dan mengapa Kemenag merasa perlu adanya refleksi mendalam terhadap nasib guru non-ASN bergaji sangat rendah yang terus mengajar dengan semangat luar biasa. 


Pilar 1: Integritas Adalah Mata Uang Paling Mahal di Dunia Pendidikan 

Dirjen Pendis, Amien Suyitno, secara filosofis menempatkan integritas jauh di atas kompetensi yang bersifat teknis. 

A. Mengapa Integritas Mengalahkan Kompetensi: 

Coba refleksikan, seberapa mudah Anda menguasai teknologi baru atau metode ajar inovatif? Hal itu bisa dipelajari (upskill). Namun, kejujuran? 

"Yang paling mahal itu bukan kompetensi, tapi integritas. Potensi bisa di-upskill, tapi kalau dari awal tidak jujur, tidak ada gunanya. Tidak ada fakultas kejujuran, tapi di situlah dasar dari segalanya.” 

Dasar dari Segala Dasar: Integritas adalah fondasi yang tidak bisa diajarkan di fakultas, tetapi menjadi syarat mutlak seorang pendidik. 

Ancaman Karakter Bangsa: Dirjen Pendis menyoroti korelasi langsung antara integritas guru dan masa depan siswa: "Kalau guru saja nyontek, bagaimana mau mendidik siswa agar jujur? Ini bukan hanya soal kelulusan, tapi soal karakter bangsa." 

B. PPG: Bukan Formalitas, tapi Wadah Pembentukan Jiwa Pendidik: 

Amien Suyitno menuntut agar PPG berfungsi sebagai mekanisme pembentukan, bukan sekadar pelabelan: 

Perubahan Paradigma: PPG bukan sekadar formalitas untuk mendapatkan sertifikat profesi, melainkan wadah pembentukan guru yang berjiwa pendidik sejati. 

Kajian Berbasis Data: Beliau meminta penyelenggara PPG melakukan kajian riset kontekstual agar kebijakan yang diambil benar-benar berbasis data lapangan, menghasilkan policy brief yang substantif, bukan hanya rutinitas administrasi. 


Pilar 2: Data Evaluasi PPG yang Mencengangkan (UP Naik, UKIN Jeblok) 

Koordinator PPG Kemenag, Fakry Hamdany, bersama Prof. Subanji, memaparkan data evaluasi UKMPPG batch 4 tahun 2025 yang harus menjadi perhatian serius bagi seluruh calon guru dan penyelenggara. 

A. Angka Kelulusan Tinggi, Kualitas Dipertanyakan: 

Total Peserta: 33.545 peserta. 

Tingkat Kelulusan: Mencapai 99,07% secara keseluruhan (hanya 89 peserta yang tidak lulus Uji Pengetahuan/UP). 

Kecenderungan: Angka kelulusan yang sangat tinggi ini menuntut kajian lebih dalam, seperti yang disoroti Dirjen Pendis, mengenai kualitas, kesiapan praktik, dan sikap profesional para calon guru. 

B. Alarm Pelanggaran di Uji Kinerja (UKIN):  

Meskipun Uji Pengetahuan (UP) mencatat kenaikan signifikan dan kelulusan hampir sempurna, pelanggaran justru terjadi di bagian yang menguji praktik dan integritas. 

Jenis UjianJumlah Tidak LulusCatatan Pelanggaran KunciImplikasi Integritas
Uji Pengetahuan (UP)89 pesertaKenaikan signifikan dalam tingkat kelulusan.Penguasaan teori dan materi membaik.
Uji Kinerja (UKIN)244 pesertaPengunggahan RPP yang bukan milik sendiri; ketidaksesuaian data; bantuan pihak lain saat ujian daring.Indikasi kecurangan, plagiasi, dan ketidakmandirian dalam praktik profesional.

Fakta Keras: Fakry Hamdany menegaskan bahwa 244 peserta tidak lulus UKIN karena berbagai pelanggaran. Pelanggaran ini adalah cerminan langsung dari rendahnya integritas yang disorot Dirjen Pendis. 

Verifikasi Ketat: Tim PPG menegaskan semua pelanggaran telah diverifikasi secara ketat dengan pendekatan fair dan berbasis bukti lapangan


Pilar 3: Wake Up Call Kemenag—Menyentuh Sisi Kemanusiaan Guru 

Di tengah sorotan tajam terhadap integritas, Dirjen Pendis Amien Suyitno tidak melupakan sisi kemanusiaan dan kesejahteraan guru non-ASN yang menjadi tulang punggung pendidikan Islam. 

A. Kontradiksi Semangat dan Kesejahteraan: 

Amien Suyitno mengajak refleksi atas kondisi guru yang menghadapi tantangan sosial baru (media sosial, perubahan karakter siswa) sambil berjuang secara ekonomi. 

"Ada guru yang gajinya cuma Rp200 ribu, Rp300 ribu. Mereka tetap mengajar dengan semangat luar biasa. Tapi kita perlu refleksi, bagaimana sistem ini bisa lebih adil,” katanya. 

Panggilan Hati: Guru-guru ini membuktikan bahwa profesi guru adalah panggilan hati, bukan sekadar pilihan pekerjaan, namun sistem harus berkeadilan untuk menjamin kehidupan layak mereka. 

B. Mengatasi Ketidakseimbangan Supply and Demand

Visi kebijakan ke depan harus strategis, bukan reaktif: 

Fokus Keseimbangan: Kebijakan sertifikasi guru harus memperhatikan prinsip supply and demand antara kebutuhan lembaga pendidikan dengan jumlah lulusan Fakultas Pendidikan. 

Ancaman Ketidakseimbangan Baru: Dirjen mengingatkan, produksi calon guru yang terus meningkat, sementara jumlah sekolah dan siswa menurun, akan menciptakan ketidakseimbangan  baru di pasar kerja guru. 

C. Profesi Guru sebagai Panggilan Hati: 

Menutup arahannya, Amien Suyitno mengajak semua pihak menjadikan hasil evaluasi PPG ini sebagai wake up call bagi dunia pendidikan Islam. 

"Saya terkejut, ada survei yang menyebut banyak guru memilih profesinya karena terpaksa. Padahal guru adalah penentu masa depan bangsa. Ini harus jadi refleksi bersama.” 

Kemenag menyerukan sinergi dari dosen, penyelenggara PPG, dan pemerintah daerah untuk memperkuat karakter, profesionalitas, dan kesejahteraan guru madrasah di seluruh Indonesia. 


Ringkasan dan Ajakan Bertindak: Bangun Karakter dan Raih Keadilan! 

Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Amien Suyitno, telah menegaskan: Integritas adalah harga mati yang jauh lebih mahal daripada kompetensi teknis, dan PPG harus menjadi ajang pembentukan karakter. 

Integritas Ditempa: Pelanggaran UKIN oleh 244 peserta (seperti plagiasi RPP dan bantuan pihak lain) menjadi alarm keras bahwa integritas harus lebih ditekankan dalam pelatihan. 

Keadilan Kemanusiaan: Kemenag harus segera merumuskan kebijakan afirmatif untuk guru non-ASN bergaji di bawah Rp300 ribu yang menunjukkan semangat mengajar luar biasa. 

Wake Up Call: Profesi guru harus kembali menjadi panggilan hati, bukan pilihan terpaksa. 

Anda adalah bagian dari masa depan pendidikan bangsa. Jadikan setiap tantangan dan iritasi dalam PPG—atau dalam karier mengajar Anda—sebagai peluang untuk menempa integritas Anda. 

Bagaimana Anda, sebagai calon guru atau pendidik, akan memastikan bahwa Anda tidak hanya mengejar angka kelulusan UP yang tinggi, tetapi juga menumbuhkan integritas sejati agar tidak termasuk dalam statistik pelanggaran UKIN?

SiennaGrace

Selamat datang di DidikDigital.com! Kami hadir sebagai sahabat setia para pendidik. Temukan beragam artikel dan sumber daya: dari modul ajar praktis, update kurikulum terbaru (Dikdasmen & Kemenag), hingga tips meningkatkan kualitas pengajaran dan informasi asuransi yang melindungi profesi guru. Edukasi terbaik, kesejahteraan terjamin!

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

iklan 1

iklan 2